Studi penggunaan kombinasi obat fenitoin dan natrium valproat terhadap magnesium serum dan jumlah kejang pasien epilepsi DI RSUD Dr. Soetomo
Main Author: | Sambono, Vonneth Glorya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/13617/1/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/5/BaB%204%20.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/7/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/6/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/13617/ |
Daftar Isi:
- Epilepsi merupakan kondisi klinis yang dikenali oleh pola kejang mulai dari status perkembangan saraf sesuai usia, riwayat kejang, dan prognosis. Penelitian secara klinis pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa kekurangan magnesium dapat menyebabkan kejang. Terapi obat pada penderita epilepsi dapat secara monoterapi dan politerapi. Salah satu politerapi yang digunakan adalah kombinasi fenitoin dan natrium valproat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar serum magnesium dan jumlah kejang pada pasien epilepsi yang memperoleh terapi kombinasi obat fenitoin dan natrium valproat dengan menggunakan metode deskriptif secara prospektif yaitu data yang diamati adalah data perkembangan subjek penelitiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan terapi kombinasi fenitoin dan natrium valproat sebanyak 10 pasien dengan dosis tertingggi yaitu fenitoin 500mg dan natrium valproat 500 mg 2 x 1 po. Kadar magnesium normal tertinggi yaitu 2.21 mg/dL (10%). Jumlah kejang terbanyak yaitu 7 kali dalam sebulan (10%) serta tidak terjadi interaksi obat yang merugikan.Terapi fenitoin dan natrium valproat dapat meminimalkan jumlah kejang tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar magnesium pasien