Gambaran subjective well-being pada wanita yang berada pada tahap pasca mastektomi kanker payudara dan tidak menikah
Main Author: | Christina, Jessica |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/12795/1/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/7/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/12795/ |
Daftar Isi:
- Tidak mudah bagi seorang wanita untuk menyetujui dan mengambil keputusan menjalani prosedur operasi pengangkatan payudara (mastektomi). Kehilangan salah satu organ terpenting sebagai bentuk citra diri wanita bisa merupakan peristiwa traumatik dalam kehidupan seseorang. Banyak perubahan fisik dan psikis yang dirasakan pasien kanker payudara setelah proses pengangkatan payudara (mastektomi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran subjective well-being pada wanita dengan kanker payudara pasca mastektomi yang tidak menikah. Subjective well-being adalah suatu evaluasi positif individu secara afektif dan kognitif terhadap pengalaman hidupnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-induktif melalui wawancara mendalam dan observasi. Kriteria informan penelitian ini adalah wanita yang telah didiangosa kanker payudara dengan rentang usia 44-60 tahun, tidak menikah, dan menjalani prosedur operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dalam jangka waktu 1-15 tahun sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran subjective well-being dapat terlihat dari evaluasi positif kehidupan pasca mastektomi, yaitu merasakan senang dan puas dengan kehidupannya, relasi interpersonal yang baik, menunjukkan kemampuan yang dimiliki, pengalaman religiusitas, melakukan hal yang berguna bagi diri sendiri dan keluarga, serta pemikiran yang positif. Penelitian ini menemukan bahwa penerimana diri merupakan kunci utama seseorang dapat mengevaluasi kehidupannya secara postif. Penerimaan diri yang positif ditambah dengan adanya dukungan sosial yang baik serta pengelolaan stres yang efektif akan membantu individu untuk memiliki evaluasi positif terkait kehidupan.