Daftar Isi:
  • Jenis kulit tiap orang berbeda-beda, masalah kulit yang sering dihadapi yaitu kulit kering maka memerlukan perawatan khusus yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab. Salah satu buah yang dapat dimanfaatkan sebagai pelembab yaitu buah labu kuning (Cucurbita moschata). Zat aktif dalam melembabkan kulit yaitu sukrosa, yang mampu menarik air yang ada di udara, ikatan hidrogen antara sukrosa dan air menyebabkan terjadinya proses kristalisasi sehingga air mampu bertahan didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sari buah labu kuning terhadap efektivitas daya melembabkan, mengetahui pengaruh humektan sintetik terhadap efektivitas melembabkan, dan untuk mengetahui formula sediaan gel pelembab yang memenuhi persyaratan mutu fisik (organoleptis, pH, visksoitas, daya sebar, daya lekat), efektivitas, keamanan dan aseptabilitas. Pada penelitian ini dibuat 8 formula yaitu gel dengan konsentrasi sari buah labu kuning 10% (F1), konsentrasi 20% (F2) dan konsentrasi 30% (F3), blangko dengan humektan sintetik DPG dan PEG 1500 (B1), blangko dengan humektan sintetik DPG (B2), blangko dengan humektan sintetik PEG 1500 (B3), blangko dengan konsentrasi sari 30% tanpa humektan sintetik (B4) dan blangko tanpa sari buah dan humektan sintetik (B5). Evaluasi yang dilakukan meliputi uji mutu fisik (organoleptis, pH, visksositas, homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji stabilitas yang dilakukan pada suhu kamar dan dengan uji cycling test), efektivitas, keamanan dan aseptabilitas. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan ekstrak secara signifikan meningkatkan nilai ph, daya sebar, namun menurunkan viskositas, daya lekat. Pada hari ketiga terjadi pemisahan fase pada blangko 4 dan formula 3 pada hari kedelapan. Formula yang terbaik adalah formula 2 dengan konsentrasi sari buah 20%. Kata Kunci : Cucurbita moschata, gel, labu kuning, pelembab, sukrosa.