Perencanaan optimasi pengadaan bahan baku tapioka kapasitas 10 ton/hari untuk pabrik glukosa cair dengan metode economic order quantity
Main Author: | Siswanto, Vesta |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Widya Mandala Catholic University Surabaya
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/12411/1/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/7/BAB%206.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/8/BAB%207.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/9/BAB%208.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/10/BAB%209.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/11/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/12411/ |
Daftar Isi:
- Glukosa cair adalah cairan kental dan jernih dengan komponen utama glukosa diperoleh dari hidrolisa pati dengan cara kimia atau enzimatik. Pembuatan glukosa cair menggunakan tapioka sebagai bahan baku yang akan dihidrolisa menggunakan enzim amilase. Glukosa cair banyak digunakan di industri permen, minuman, biskuit, dan es krim. Permintaan pasar yang besar harus diimbangi dengan proses produksi yang baik dan konstan. Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan usaha tersebut adalah unit perencanaan bakan baku. Pengadaan bahan baku menentukan kelancaran proses produksi maka dari itu optimasi pengadaan bahan baku perlu dilakukan. Bahan yang digunakan untuk proses produksi glukosa cair adalah tapioka, enzim α-amilase, enzim β-amilase, karbon aktif, radiolite, HCl, dan NaOH. Perusahaan glukosa cair ini menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk menghitung jumlah kebutuhan secara optimal dan efisien dibandingkan dengan metode lainnya. Total modal yang dibutuhkan untuk optimasi pengadaan bahan baku ini sebesar Rp 88.197.508,00/tahun dan memberikan biaya sebesar Rp. 1.171,00/ jerigen glukosa cair. Biaya optimasi pengadaan bahan baku sebesar 0,74% dari biaya produksi.