Daftar Isi:
  • Udang merupakan komoditi perikanan Indonesia yang kian mengalami peningkatan permintaan ekspor udang per tahun. Potensi ekspor udang meningkat dari 251.763 ton pada tahun 2012 menjadi 608.000 pada tahun 2013 (Hakim, 2013), sehingga potensi ekspor industri pengolahan udang tinggi. Metode pembekuan udang yang akan diterapkan adalah Individually Quick Freezing (IQF). Proses pembekuan udang meliputi tahapan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, penimbangan I, soaking I, sortasi mutu, deheading, penyudetan, penyikatan, sizing, pecah warna, pencucian, soaking II, pembekuan (-110oC), glazing, penimbangan II, pengemasan, dan pendinginan dalam cold storage (-105oC). Bahan baku yang digunakan adalah udang black tiger. Pabrik pembekuan udang Headless Deveined (HLD) direncanakan didirikan di kawasan jalan Raya Gending, Probolinggo dengan luas area tanah 12.500 m2. Perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) dengan struktur organisasi lini dan staf. Tata letak yang diterapkan adalah product layout. Jumlah karyawan adalah 207 orang dengan jam kerja 8 jam kerja serta 25 hari kerja per bulan atau 300 hari kerja per tahun. Perhitungan analisa ekonomi menunjukkan Total Modal Industri sebesar Rp 131.712.048.808,34 dan Biaya Produksi Total sebesar Rp 461.897.772.254,98.Produk udang beku HLD akan dijual dengan harga 8,4-14,1 US$ /polybag (1US$=Rp 11.365,00). Laju Pengembalian Modal adalah 30,97% sebelum pajak dan 23,23% sesudah pajak. Waktu Pengembalian Modal adalah 2 tahun 9 bulan 22 hari sebelum pajak dan 3 tahun 7 bulan 3 hari sesudah pajak. Titik Impas adalah sebesar 58,43%. Berdasarkan hasil analisa ekonomi dan evaluasi terhadap faktor teknis dapat disimpulkan bahwa pabrik pembekuan udang ini layak didirikan.