Daftar Isi:
  • Lingkungan bisnis saat ini menghadapi berbagai faktor risiko bisnis yangjauh berbeda dengan satu dekade yang lalu. Faktor-faktor risiko bisnis tersebut antara lain adalah risiko stratejik, risiko operasional, risiko reputasi dan produksi, risiko legal-kontraktual, risiko sosial-politik, serta risiko finansial. Risiko dapat terjadi pada semua jenjang aktivitas, yaitu dari individu, kelompok, bagian, departemen, unit, maupun sampai dengan tingkat korporasi dan negara yang dapat menghambat tercapainya tujuan. Penerapan manajemen risiko yang efektif akan membantu perusahaan dalam rangka meminimalkan dampak risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan. Saat ini banyak framework manajemen risiko yang telah dikembangkan yang semuanya ada usur asemen risiko, mitigasi risiko dan monitoring dan pelaporan risiko. Penulis memilih framework manajemen risiko srandar Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS:4360:2004) dengan langkah-langkah sebagai berikut: I) mengkomunikasi dan mengkonsultasi, 2) menetapkan konteks, 3) indentifikasi risiko, 4) evaluasi risiko, 5) perlakuan risiko, dan pemantauan dan menelaah. Manajemen Risiko Perusahaan/Enterprise Risk Management (ERM) memberi perspektif tentang pentingnya mengelola manajemen risiko korporat di dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, dinamis, dan kompetitif. Di samping itu, tuntutan akan tata-kelola perusahaan (corporate governance) yang baik telah mendorong manajemen perusahaan untuk selalu memperhitungkan konsekuensi atau risiko dari keputusan-keputuan manajerial yang diambil. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah go public dengan 51% saham Pemerintah Republik Indonesia merupakan salah BUMN yang telah melakukan implementasi manajemen risiko perusahaan terintegrasi (ERM). lmplementasi dimulai dari persiapan kebijakan, pedoman pelaksanaan, struktur organisasi, budaya risiko, risk criteria, risk appetite, risk response, dan action plan pengendalian risiko. Risiko telan di identifikasi mulai dari unit kerja/proses bisnis hingga korporasi dengan mengunakan analisa risiko semi-kualitatif menggunakan marik risiko 5 x 5 dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadinya risiko (likelihood) dan dampak dari risiko (consequence). Hasil risk assessment berupa peta risiko (risk map) dan daftar risiko (risk register) dapat dipakai oleh auditor internal untuk menyusun daftar audit universe dan daftar audit invidual yang akan dapat mengalokasi sumber daya sesuai dengan tingkat risiko masing-masing auditee. Internal control dan action plan dalam risk register yang akan dilaksakan oleh risk owner akan dilakukan reviw oleh internal auditor, apakah risk owner telah melaksanakan kegiatannya dalam mengelola risiko sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Disamping itu juga risk register akan dipakai dalam perencanaan stratejik dengan membuat asumsi-asumsi risiko dalam perencanaan dan dikaitkan dengan key performance indicators (KP/s), key risk indicators (KR/s), dan key control indicators (KC/s).