Daftar Isi:
  • Kuliner Indonesia sangat kaya dengan bervariasi panganan seperti pada aneka jajanan tradisional. Namun, perubahan jaman membuat generasi muda kurang melestarikan jajanan tradisional ini. Generasi muda lebih banyak mengkonsumsi padi-padian dan jajanan siap saji dari pada umbi-umbian seperti singkong. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi jajanan tradisional berbasis singkong, sehingga hasilnya diharapkan dapat membuat orang mengetahui jenis jajanan, bahan utama dan pendukung yang digunakan, dan cara membuatnya. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pemahaman dan konsumsi tentang jajanan tradisional berbasis singkong pada kalangan orang dewasa muda di Semarang. Untuk tujuan tersebut, maka serangkaian penelitian dilakukan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jumlah responden sebanyak 250 yang ditentukan secara convenience random sampling menggunakan snowball sampling, untuk mengevaluasi 23 jenis jajanan tradisional berbasis singkong yaitu bubur ketela, combro, gatot, geblek/lekok, getuk ketela goreng, getuk singkong, gobet, keripik singkong, klanting, klenyem, kolak pisang ketela, kue talam, opak singkong, rengginang ketela, sarmiyer ketela, sawut singkong, singkong bakar, singkong goreng, singkong rebus, tapai singkong, tiwul, utri/lemet singkong, widaran/telur gabus. Pengetahuan, perilaku konsumsi, dan kemampuan mengolah 23 jajanan tersebut disajikan secara diskriptif, sedang ketergantungan antar kategori-kategori ini dianalisis dengan uji Phi and Kramer’s V. Hasil penelitian menunjukkan jajanan tradisional berbasis singkong yang masih sering didengar, dilihat, dan dikenal adalah jajanan yang masih dengan mudah diperoleh seperti getuk singkong, keripik singkong, kolak pisang ketela, singkong goreng, dan tapai singkong. Mayoritas generasi muda memperoleh sumber informasi dan pengenalan akan jajanan dari orang tua. Sedangkan tempat mereka melihat dan mengkonsumsi jajanan tradisional tersebut umumnya adalah di rumah. Responden umumnya terakhir mengkonsumsi jajanan tradisional berbasis singkong ini lebih dari satu tahun yang lalu. Mayoritas responden tidak dapat membuat jajanan tradisional berbasis singkong. Responden umumnya mengenal akan jajanan tradisional tersebut karena pernah melihat dan mengkonsumsinya.