KANDUNGAN lOGAM DAN EVALUASI RISIKO KONSUMSI BANDENG (Chanos chanos F) DART TAMBAK DT SEKITAR INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT), TAMBAK REJO SEMARANG
Daftar Isi:
- Keberadaan tambak di pantai utara Jawa Tengah saat ini telah terancam oleh pencemaran yang berasal dari aktivitas perkotaan dan industri. Sebagai salah satu jenis seafood yang banyak dibudidayakan di daerah pantai utara Jawa Tengah, bandeng (Chanos chanos) berpeluang untuk tercemar logam beracun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengevaluasi status kontaminasi logam timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu), besi (Fe) dan seng (Zn) dalam jaringan bandeng yang dibudidayakan di sekitar IPLT, selanjutnya dikaitkan dengan risiko konsumsinya berdasarkan Jumlah Maksimum Konsumsi (ThAK.). Pengukuran kandungan logam dilakukan dengan flame AAS terhadap edible portion banding yang diabukan. Konsentrasi logam (Pb, Cd, eu dan Zn) dalam sedimen dari tambak IPL'F umumnya lebih tinggi, kecuali untuk logam Fe. Kandungan logam Cd pada sedimen menunjukkan adanya beda nyata (p<O,05) antar tambak IPLT dan N IPL T, sedang untuk logam yang lain tidak menunjukkan beda nyata (p>0,05). Pada bandeng kandungan logam tertinggi adalah Fe (23,35-91,18 ppm), dan seCaIia berurutan disusul logam Zn (27,79-49,22 ppm), Cu (1,09-1,38 ppm) dan Cd (0,06-0,08 ppm), sedang logam Pb tidak terdeteksi. Kandungan logam pada bandeng menunjukkan beda nyata (p<0,05) antar lokasi tambak. Secara umum banding dari kedua tambak masih aman untuk dikonsumsi, karena belum melebihiMaximum Residue Limit (NIRL) yang ditetapkan Dirjen POM. Jumlah maksimum bandeng yang boleh dikonswnsi tanpa kontaminasi logam Cd, eu dan Zn masih di at as rata-rata tingkat konsumsi seluruh hasil laut di kawasan Tambak Lorok.