Daftar Isi:
  • Pembangunan industri menyebabkan lahan untuk pertanian semakin sempit dan mempunyai dampak ikutan dalam pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh limbah dan polusi udara dari industri yang dibuang di lingkungan sekitar. Senyawa pencemar yang terkandung dalam limbah dapat masuk ke tubuh manusia melalui bahan atau produk pangan yang terpapar olehnya, antara lain melalui air yang digunakan untuk mengairi lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan logam berat (Cu, Cd, Fe, Pb) pada jagung yang ditanam di dua tempat yang berbeda yaitu daerah dengan lokasi yang dekat dengan kawasan industri (Sayung) dan daerah yang jauh dari kawasan industri dan polusi (Meteseh) serta untuk mengevaluasi resiko keamanan konsumsinya. Lokasi pengambilan dibagi menjadi dua berdasarkan letak : sebelah Utara dan Selatan dari aliran sungai. Titik pengambilan sampel dibagi berdasarkan jarak terakhir dari pemukiman warga yang ada. Yaitu 0Km, 0,5Km, dan 1Km. Pengambilan sampel dilakukan pada 6 plot ladang jagung yang berbeda dan setiap plot diambil sampel 4 titik dan masing-masing titik diambil 2 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel jagung yang berasal dari daerah Sayung mempunyai kandungan logam berat lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang berasal dari Meteseh. Kandungan logam Fe masih dibawah Maximum Residu Limit (MRL) yaitu sebesar 2,63±1,26 μg/g, begitu juga dengan kandungan logam Cu yaitu sebesar 0,37±0,20 μg/g. Kandungan logam Pb tertinggi terdapat pada sampel yang diambil dari posisi Utara dengan jarak 0Km yaitu sebesar 12,69±12,38 μg/g. Kandungan logam Cd tertinggi terdapat pada sampel yang diambil dari posisi Selatan dengan jarak 0 Km yaitu sebesar 0,36±0,17 μg/g. Maximum Consumption Level (MCL) tertinggi secara berturut-turut untuk laki-laki dan perempuan yaitu Cd (989 ; 837 g/minggu) Pb (514 ; 435 g/minggu).