Daftar Isi:
  • Salah satu cara untuk mengetahui umur simpan suatu produk pangan dengan mempercepat kerusakannya yaitu dengan menggunakan nilai Q10. Nilai Q10 tidaklah konstan, melainkan tergantung dengan energi aktivasi dan suhu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai Q10 dari tiga merek tepung bumbu komersial berbeda yang disimpan pada suhu 25oC, 35oC dan 45oC di dalam kemasan berbeda dan untuk mengetahui umur simpan tepung bumbu menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan model Arrhenius. Terdapat beberapa variabel yang diuji dalam penelitian ini untuk menentukan energy aktivasi terkecil, seperti aktivitas air, kadar air, kadar pati, daya larut, daya serap, perubahan warna, viskositas dan densitas kamba. Pada penelitian ini, diketahui bahwa beberapa variabel menunjukkan adanya penurunan mutu seperti pada kadar pati, daya larut dan viskositas. Dari variabel tersebut diketahui bahwa water activity (Aw) merupakan variabel yang memiliki energi aktivasi terendah dan dijadikan sebagai titik kritis dari penentuan umur simpan tepung bumbu. Umur simpan tepung bumbu pada penelitian ini berkisar antara 5-11 bulan dengan nilai Q10 yang berkisar antara 1.040-1.108. Umur simpan dan nilai Q10 pada masing-masing merek nilainya berbeda karena adanya perbedaan energi aktivasi dan suhu penyimpanan yang berbeda. Tepung bumbu dengan kemasan asli memiliki umur simpan dan nilai Q10 yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya kerusakan pada tepung bumbu yang dikemas ulang lebih cepat daripada tepung bumbu dengan kemasan asli.