Daftar Isi:
  • Kitosan adalah salah satu polimer alami yang banyak ditemukan pada avertebrata, seperti udang, kepiting, dan rajungan. Kitosan sebagai derivat kitin banyak dimanfaatkan di dalam pelapisan biji dan dietary supplement. Proses ekstraksi kitin dan kitosan terdiri atas proses deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan ekstraksi kitosan dari segi karakteristik kimia dan fisiko-kimia serta prosentase rendemen kitosan yang dihasilkan dari tiga sumber kitin dan kitosan, yaitu cangkang udang putih (Penaeus merguiensis de Man), kepiting (Scylla serrata) dan rajungan (Portunus pelagicus), dengan menggunakan dua jenis asam (asam klorida dan asam sulfat) di dalam proses demineralisasi. Kitin diperoleh dari proses deproteinasi kimiawi menggunakan 2% sodium hidroksida (NaOH), yang dilanjutkan dengan dua perlakuan proses demineralisasi dengan menggunakan asam klorida (HCl) 2 N dan yang lain menggunakan asam sulfat (H2SO4) 2 N. Kitosan diperoleh dengan cara mendeasetilasi kitin di dalam larutan NaOH 60%. Kitosan yang dihasilkan dihitung tingkat rendemennya dan dianalisa karakteristik kimia dan fisikokimianya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rendemen tepung cangkang udang putih paling tinggi, yaitu 63,634% berbeda nyata dengan rendemen tepung cangkang kepiting dan rajungan. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan asam klorida lebih efektif untuk demineralisasi terlihat pada kadar abu yang lebih rendah secara nyata (p<0,05) dibandingkan dengan asam sulfat. Kitosan dari cangkang udang hasil perlakuan menggunakan asam klorida dalam demineralisasi memiliki derajat deasetilasi yang paling tinggi, yaitu 90,543%, sedangkan kitosan cangkang kepiting dengan cara ekstraksi yang sama menunjukkan rendemen yang paling tinggi, yaitu 26,825%. Derajat deasetilasi kitosan memiliki hubungan yang sangat nyata (p<0,05) dengan aktivitas antimikrobia kitosan tersebut. Peningkatan derajat deasetilasi akan meningkatkan aktivitas antimikrobia kitosan, begitu juga sebaliknya, yang ditunjukkan dengan luas zona bening yang terbentuk di sekeliling lubang uji.