JEJAK AIR DAGING SAPI DI SEPANJANG RANTAI PASOK DARI LIMA NEGARA PENGEKSPOR KE INDONESIA BEEF WATER FOOTPRINT ALONG THE SUPPLY CHAIN FROM FIVE EXPORTING COUNTRIES TO INDONESIA
Daftar Isi:
- Water footprint produksi pangan berbasis hewan secara global adalah hampir sepertiga dari water footprint total produksi pertanian. Daging sapi ternak memberi kontribusi terbesar (33%) pada water footprint hewan ternak. Produksi daging meningkat hampir dua kali lipat lebih banyak di tahun 1980-2004 dan tren ini diperkirakan akan berlanjut dari tahun 2000-2050. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur dari jurnal-jurnal yang relevan mengenai water footprint produksi daging sapi sejak tahun 2000. Tujuan review ini adalah untuk membahas mengenai water footprint pada sepanjang rantai pasok daging sapi, khususnya dari 5 negara (Australia, Amerika Serikat, India, New Zealand, Spanyol) ke Indonesia sehingga dapat diketahui perbandingan jumlah water footprint daging sapi dari kelima negara, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan dari jumlah water footprint pada produksi daging sapi, dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi water footprint tersebut. Hasil menunjukkan bahwa nilai median water footprint yang paling rendah adalah New Zealand (215,79 L/kg) dan yang terbesar adalah AS (100.390,02 L/kg). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai water footprint terutama pada tingkat peternakan antara lain sistem produksi, komposisi pakan, jenis pakan, metode hitung yang digunakan, dan irigasi. Jarak pada saat transport dari masing-masing negara juga mempengaruhi water footprint. Untuk mengurangi water footprint, beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan beralih ke sistem produksi dengan water footprint yang lebih rendah, mengganti pakan dengan water footprint kecil (residu tanaman), menggunakan teknik irigasi yang lebih efisien, meningkatkan produktivitas ternak dan hasil panen, serta mengimpor daging dari negara yang jarak transportasinya lebih dekat.