POTENSI VALORISASI DARI LIMBAH BUAH MANGGA VALORISATION POTENTIAL FROM MANGO FRUIT’S WASTE
Daftar Isi:
- Kehilangan dan limbah makanan merupakan masalah serius yang mengancam ketahanan pangan (food security), ekonomi, dan lingkungan. Buah dan sayur merupakan kelompok komoditas yang menghasilkan kehilangan makanan dengan urutan kedua terbanyak karena buah dan sayur memiliki sifat sangat mudah rusak. Buah yang mampu memenuhi permintaan pasar global adalah buah tropis. Jumlah produksi buah tropis paling banyak adalah mangga sehingga limbah yang dihasilkan juga banyak. Limbah kulit dan biji mangga memiliki senyawa bioaktif dan senyawa nutrisi yang beragam sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi dalam industri pangan. Tujuan penelitian adalah mengetahui perkembangan keberadaan limbah mangga dari aspek kuantitas dan kualitas, mengevaluasi perkembangan teknologi valorisasi dari limbah buah mangga menghasilkan produk bernilai tinggi, serta mengevaluasi perkembangan tantangan dan peluang teknologi valorisasi dalam industri. Metode yang dilakukan adalah perumusan topik, pengumpulan pustaka awal, penyaringan pustaka awal, pemetaan dan analisis kesenjangan, pembuatan desain konseptual, penetapan tujuan review, pengumpulan pustaka utama, penyaringan pustaka utama, analisis dan tabulasi data, serta penulisan review. Hasil yang didapatkan adalah tahapan kehilangan atau limbah pada rantai pasok berasal dari pasca panen dan pemrosesan. Tahapan pemrosesan menghasilkan paling banyak limbah buah mangga dengan kuantitas mencapai 30-60%. Limbah yang dimanfaatkan untuk valorisasi adalah kulit dan biji mangga, kulit mangga, biji mangga, mango seed coat (MSC), mango seed kernel (MSK), serta mango pulp waste (MPW) dengan pemanfaatan paling banyak adalah kulit mangga. Metode (teknologi) pengolahan limbah yang diterapkan berbagai macam, mulai dari metode konvensional hingga metode non konvensional. Produk valorisasi yang dihasilkan adalah pangan fungsional, senyawa bioaktif, films, pektin dan minyak. Tantangan yang dihadapi berasal dari metode yang diterapkan, yaitu metode konvensional seperti maceration extraction (MAC), ekstraksi pektin konvensional, conventional citric acid extraction (CE), dan lain-lain. Metode tersebut memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat mendeteksi senyawa bioaktif secara detail, hasil ekstraksi lebih sedikit, jumlah solven lebih banyak, dan lain-lain. Peluang yang dapat dimanfaatkan berasal dari metode yang diterapkan, yaitu metode non konvensional seperti ultrasound assitted extraction (UAE), microwave assitted extraction (MAE), supercritical CO2 extraction, dan lain-lain. Metode tersebut memiliki kelebihan, yaitu lebih efisien, lebih ekonomis, lebih ramah lingkungan, dan lain-lain.