Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki beragam tanaman herbal dan rempah yang telah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat lokal Indonesia sebagai pengobatan tradisional yang diolah menjadi pangan fungsional. Pangan fungsional merupakan makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif. Melihat banyaknya tanaman herbal dan rempah lokal yang terdapat di Indonesia yang telah digunakan sejak jaman dulu sebagai pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit menunjukkan bahwa komponen fitokimia bioaktif yang terkandung di dalamnya memiliki potensi untuk penyembuhan penyakit termasuk kanker. Tingkat pengidap penyakit kanker di Indonesia kian meningkat setiap tahun dan telah dilakukan pengembangan metode pengobatan kanker dengan memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk memulihkan kekebalan anti-tumor dengan metode imunoterapi kanker. Salah satu metode imunoterapi kanker yang digunakan untuk alternatif pengobatan adalah dengan menggunakan Immune Checkpoint Inhibitor (ICI). Food and Drugs and Administration (FDA) telah menyetujui beberapa target antibodi yang dapat ditekan seperti PD-1, PD-L1, dan CTLA-1. Namun, berdasarkan pengamatan pada beberapa pasien yang menggunakan metode pengobatan ICI, sebagian besar pasien menunjukkan adanya efek samping off-target sehingga dilakukan penelitian terhadap penggunaan senyawa bioaktif dari sumber alami dan telah terbukti dapat menorong dan mendukung proses pengobatan dengan imunoterapi ICI. Studi review ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis senyawa bioaktif pada ekstrak tanaman herbal dan rempah lokal Indonesia yang dapat berpotensi untuk berperan sebagai ICI pada imunoterapi kanker. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode systematic review, diawali dengan proses identifikasi permasalahan menggunakan metode analisis kesenjangan dari berbagai jurnal penelitian, lalu dilanjutkan dengan pengumpulan literatur menggunakan berbagai database ilmiah dengan total 269 artikel, kemudian dilakukan penyaringan literatur berbasis kriteria inklusi dan eksklusi untuk membantu proses analisis dengan metode evidencebased practice hingga diperoleh sebanyak 31 jurnal artikel penelitian yang digunakan sebagai data untuk dianalisa. Dalam studi ini ditemukan senyawa bioaktif, seperti anthocyanin, curcumin, luteolin, andrographolide, gingerol, epigallocatechin gallate, asiaticoside, gallic acid, kaempferol, dan quercetin yang telah diuji secara in vivo dan in vitro dapat bekerja dengan cara menurunkan ekspresi dari PD-1, PD-L1, serta meningkatkan kinerja dari antibodi anti-PD-L1 dan anti-CTLA-4. Senyawa bioaktif tersebut dapat ditemukan pada Andrographis paniculata (sambiloto), Camellia sinensis (teh), Centella asiatica (pegagan), Clitoria ternatea L. (telang), Curcuma domestica Val. (kunyit), Curcuma longa L. (kunyit), Curcuma xanthorriza (temulawak), Curcuma zedoaria (kunyit putih), Moringa oleifera (kelor), Phaleria macrocarpa (buah mahkota dewa), Zingiber officinale Roscoe (jahe merah) dan menunjukkan bahwa dalam satu tanaman dapat ditemukan satu dan/atau lebih dari satu jenis senyawa bioaktif. Pada studi review sistematik yang telah dilakukan, tanaman herbal dan rempah menunjukkan potensi aksi untuk bekerja secara multiple-targeted apabila diolah menjadi pangan fungsional sehingga perlu dilakukan penelitian lebih dalam terkait mekanisme multi-targets senyawa bioaktif pada pangan fungsional serta mekanisme senyawa bioaktif sebagai ICI pada tahap uji klinis.