PUSAT KONSERVASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LUMBA - LUMBA DI TELUK PACITAN
Daftar Isi:
- Dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan berkurangnya populasi lumba – lumba di perairan Indonesia karena adanya dampak dari pemanasan global yang menyebabkan terdamparnya lumba – lumba serta aktivitas perburuan lumba – lumba untuk diambil dagingnya. Di Indonesia, fasilitas penangkaran lumba – lumba dapat dikategorikan sedikit dan beberapa masih mengeksploitasi dengan menerapkan atraksi lumba – lumba dan menjadikan bangunan tersebut sebagai bangunan rekreasi. Maka dari itu, penulis ingin merencanakan bangunan fasilitas untuk penangkaran lumba – lumba serta penelitian agar populasi lumba – lumba dapat ditingkatkan. Selain itu, lumba – lumba dapat dimanfaatkan secara lebih positif untuk terapi autisme karena kemampuan dan kepintaran mamalia ini dapat merangsang kemampuan otak dan komunikasi penderita autisme. Lalu dipilihlah tapak di Teluk Pacitan karena banyaknya kasus lumba – lumba terdampar di laut bagian selatan Indonesia. Tapak yang terletak di laut ini bertujuan untuk mendapatkan habitat asli dari lumba – lumba sehingga pada penangkarannya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada perancangan ini, penulis menggunakan pendekatan Generative Design untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan tata ruang, konfigurasi ruang, dan sirkulasi ruang secara efektif dan efisien yang berkaitan dengan tapak, lingkungan sekitar, dan pengguna itu sendiri. Dengan adanya Pusat Penangkaran, Penelitian, dan Pengembangan Lumba – Lumba ini, harapannya populasi Lumba – Lumba khususnya di perairan Indonesia dapat tetap lestari dan bangunan ini dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar seperti lembaga pendidikan, penelitian, dan kelautan ; penderita autisme dan masyarakat secara umum Kata Kunci : Penangkaran Lumba – Lumba, Penelitian , Layanan Autisme, Generative Design.