Daftar Isi:
  • Dalam sebuah perusahaan, anggaran merupakan hal yang penting demi koordinasi, perencanaan, dan penilaian kinerja. Hal ini berlaku untuk semua jenis usaha, terutama untuk perusahaan manufaktur. Dalam melakukan penyusunan anggaran, manajer puncak dan manajer yang lebih bawah diikutsertakan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran ini. Dalam keterlibatannya ini bisa muncul reaksi positif maupun negatif. Reaksi negatif ini berupa dapat menciptakan budgetary slack. Budgetary slack adalah selisih antara anggaran yang diajukan oleh subordinat dan jumlah estimasi terbaiknya. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh reputasi, etika dan self esteem terhadap budgetary slack dalam kondisi pendelegasian wewenang desentralisasi. Pada penelitian ini menggunakan sampel manajer pada perusahaan manufaktur skala menengah di Semarang. Alat analisis yang digunakan adalah dengan uji validitas, reliabilitas, asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan variabel moderating. Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Reputasi berpengaruh terhadap budgetary slack dalam kondisi pendelegasian wewenang yang rendah. Artinya manajer dengan reputasi tinggi cenderung membuat budgetary slack yang rendah pada kondisi pendelegasian wewenang rendah. (2) Etika berpengaruh terhadap budgetary slack dalam kondisi pendelegasian wewenang yang rendah. Artinya manajer dengan etika tinggi cenderung membuat budgetary slack yang rendah pada kondisi pendelegasian wewenang rendah. (3) Self esteem terhadap budgetary slack dalam kondisi pendelegasian wewenang yang rendah. Artinya manajer dengan self esteem tinggi cenderung membuat budgetary slack yang rendah pada kondisi pendelegasian wewenang rendah