Daftar Isi:
  • Meningkatnya perhatian pada infeksi di rumah sakit, terutama terkait penilaian akreditasi dan tujuan keselamatan pasien mendorong penyediaan fasilitas pelayanan termasuk desain ruang isolasi yang mengurangi risiko infeksi. Pemilihan desain ruang isolasi terutama di masa pandemi COVID-19 memerlukan pengawasan terhadap konsentrasi mikroba di udara dan kualitas udara ruang isolasi yang harus dilaporkan dan dianalisis untuk menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan ruang isolasi. Secara keseluruhan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara desain ruang isolasi dengan jumlah kuman udara ruang isolasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode komparatif. Sampel penelitian merupakan udara di ruang isolasi COVID-19 RS Mardi Rahayu Kudus. Variabel penelitian meliputi suhu, kelembaban, aliran udara, dan jumlah bakteri udara menggunakan data primer hasil penilaian dan surveilans ruang isolasi dari bulan Januari sampai Maret 2020 di RS Mardi Rahayu Kudus. Analisis menggunakan Mann Whitney dan dilanjutkan uji regresi. Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara jumlah kuman udara di ruang isolasi pada desain tipe S dengan jumlah kuman udara isolasi pada desain tipe N. Dari regresi didapatkan bahwa untuk desain tipe N maupun S, faktor suhu, kelembaban, dan ACH tidak berpengaruh terhadap jumlah koloni di ruang.