“PENGEMBANGAN REST AREA KM 389B JALAN TOL SEMARANG-BATANG”
Daftar Isi:
- Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku dan beragama sehingga disebut bangsa heterogen. Permasalahan yang umum terjadi pada bangsa ini yaitu terjadinya perbedaan dari latar belakang. Hal ini dapat berakibat dalam persatuan bangsa sehingga dapat meimbulkan keretakan ataupun konflik internal pada suatu bangsa, Maka dari itu penulis ingn mengangkat isu pluralisme dalam proyek. Rest area sebagai tempat peristirahatan dan pelayanan yang terletak di sepanjang jalan tol memiliki fungsi sebagai tempat singgah sementara bagi pengguna jalan tol. Rest area memiliki fasilitas penunjang dan pendukung bagi pengendara seperti SPBU, tempat makan, dan toilet. Pada Rest Area KM 389 B yang merupakan rest area bertipe A fasilitas yang tersedia tidak sesuai dengan rest area bertipe A serta banyak kekurangan lagi seperti kapasitas bangunan yang kurang serta lahan yang belum dioptimalisasi. Sehingga perlu pengembangan agar rest area ini dapat berfungsi lebih layak dari sebelumnya Pendekatan atau topik yang akan diambil dalam mengembangkan Rest Area KM 389 B yaitu pendekatan dengan Arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku merupakan pendekatan arsitektur yang memperhatikan perilaku pengguna di dalam bangunan dengan bangunan dan lingkungan disekitarnya. Arsitektur perilaku ini juga dapat membentuk karakter pengguna yang lebih toleran dan dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat. Dengan menerapkan pendekatan arsitektur perilaku diharapkan bangunan Rest area ini akan dapat mewadahi segala kebutuhan dan aktivitas pengguna jalan tol yang kelelahan sehingga Rest area dapat berfungsi sebagaimana mestinya.