Daftar Isi:
  • Kebudayaan merupakan sebuah warisan yang ditinggalkan oleh leluhur pada suatu daerah yang menjadikan suatu daerah memiliki ciri khasnya sendiri. Salah satu bentuk dari kebudayaan di negara Indonesia adalah seni musik. Kesenian musik ini tidak hanya digunakan sebagai hiburan, namun juga digunakan pada agenda penting seperti ritual / upacara adat. Namun dengan seiring berkembangnya jaman, kesenian musik tradisional ini sudah mulai terlupakan. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui ragam alat musik yang dimiliki oleh negara Indonesia, sehingga diperlukan suatu wadah untuk dapat memberikan edukasi mengenai alat musik kesenian Indonesia Ini. Museum Alat Musik Tradisional Indonesia dapat dijadikan sebagai wadah edukasi bagi masyarakat sekitar, sehingga wawasan terhadap kebudayaan musik tradisional ini tidak akan terkikis oleh jaman dimana masyarakat dapat melihat pameran serta permainan alat musik tradisional. Kota Semarang menjadi sebuah kota dengan masyarakat yang memiliki potensi nilai kebudayaan, dengan adanya bangunan seperti TBRS dan Semarang Cultural Center yang menjadi pusat suatu edukasi serta rekreasi budaya, sehingga Kota Semarang juga dinilai dapat mengembangkan aspek edukasi dalam bentuk kebudayaan seni musik tradisional. Dengan Museum Alat Musik Tradisional sebagai wadah edukasi budaya, maka pendekatan berupa Neo-Vernakular digunakan dalam perancangan. Neo-Vernakular adalah suatu langgam dalam arsitektur yang menggunakan elemen lokal dalam perancangannya, namun diterapkan dengan cara yang baru. Penerapan Neo Vernakular berfokus pada kelokalan daerah Jawa Tengah dengan mengambil bentuk bangunan Joglo sebagai salah satu aspek pembentuk bangunan. Lokasi dari Museum Alat Musik Tradisional Indoensia berada di Jl.Imam Bonjol, Purwosari, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang dengan luasan lahan sebesar 15460 m2 dengan luas bangunan yang dirancangan sebesar 6698 m2.