PUSAT KEBUDAYAAN JAWA PESISIRAN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL
Daftar Isi:
- Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Sebagai sebuah kota yang multietnik, kehidupan yang berkembang dalam masyarakatnya menunjukan adanya akulturasi budaya Jawa sebagai budaya masyarakat setempat dengan berbagai budaya luar seperti budaya Tionghoa dan Arab. Corak kebudayaan tersebut dapat menjadi potensi keunikan Semarang sebagai sebuah daya tarik wisata yang berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Terlebih pada saat ini Semarang bersama Solo dan Yogyakarta tengah dipersiapkan untuk menjadi daerah wisata yang terintegrasi dalam lingkup KSPN Borobudur. Dalam upaya mempromosikan wisata budaya suatu daerah, dibutuhkan sebuah ruang pembelajaran seni dan budaya yang dikemas secara atraktif sehingga mampu menarik minat kunjungan wisatawan. Oleh sebab itu, pembangunan fasilitas Pusat Kebudayaan Jawa Pesisiran di Kota Semarang menjadi salah satu solusi yang tepat dengan menggabungkan unsur edukasi dan rekreasi melalui berbagai aktivitas kesenian yang diselenggarakan pada satu tempat. Arsitektur bangunan juga perlu dikemas sedemikian rupa agar mampu mengangkat konteks lingkungan, budaya, dan tampilan bangunan setempat tanpa menimbulkan kesan jenuh dan membosankan. Hal mengenai bagaimana merencanakan tata ruang yang interaktif serta mewujudkan bentuk bangunan yang ekspresif melalui pendekatan Arsitektur Kontekstual menjadi topik yang akan dikaji dalam landasan perancangan ini untuk menjadi dasar dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Kebudayaan Jawa Pesisiran di Kota Semarang. Kata kunci: Akulturasi, Budaya Semarang, Edukasi dan Rekreasi, Arsitektur Kontekstual