PANTI REHABILITASI SOSIAL ANAK TELANTAR DI KOTA SEMARANG
Daftar Isi:
- Anak-anak adalah generasi penerus negara yang mana memiliki sifat alamiah yaitu keterbatasannya dalam memahami hal baru, melakukan perlindungan diri, dan merupakan pelopor perubahan di setiap era, oleh karena itu anak anak merupakan rentang usia dalam tumbuh kembang manusia yang paling banyak membutuhkan perhatian dan perlindungan dari lingkaran terdekatnya yaitu keluarga. Akan tetapi tidak semua anak memiliki kondisi keluarga yang baik dan layak untuk perlindungan anak baik dalam bentuk fisik maupun pendampingan psikis dan tumbuh kembang anak, karena faktanya di dalam keluarga pun anak anak masih rentan untuk mengalami kekerasan yang dilakukan oleh keluarganya yang meliputi kekerasan fisik sampai sexual, Selain kategori anak dalam rumah kelompok anak yang rentan untuk mendapatkan perlakuan kurang pantas atau di “telantarkan” adalah kalangan anak jalanan. Anak jalan dengan segala faktor yang melatar belakangi anak tersebut turun dan hidup di jalanan memiliki banyak sekali risiko untuk mengalami kekerasan di jalanan mulai dari eksploitasi dalam pekerjaan, kekerasan fisik sampai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA Kota Semarang sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia, juga tidak luput dari peningkatan jumlah anak jalanan yang diiringi pula dengan meningkatnya jumlah kekerasan yang diterima anak anak selama hidup di jalanan, selain itu angka kekerasan yang ditimpa oleh anak anak dalam keluarga juga memiliki tren untuk terus meningkat. Negara sendiri memiliki tanggung jawab untuk memelihara anak anak yang telantar di jalanan melalui dinas sosial, yang kemudian mendirikan panti rehabilitasi sosial untuk menjawab penanganan masalah anak jalanan, sehingga panti rehabilitasi Dalam pelaksanaannya strategi pendekatan desain yang digunakan dalam merancang panti rehabilitasi ini adalah menggunakan pendekatan healing architecture, yang digunakan untuk menciptakan dan merumuskan bentuk dan lingkungan arsitektur yang mendukung kesembuhan pasien, (dalam hal ini proses penyembuhan traumatis korban kekerasan yang dialami oleh anak anak ). Selain itu healing architecture juga mengedepankan subjek bangunan dalam hal ini anak telantar dalam merancang bangunan ini memiliki kemendesakan untuk segera didirikan