PUSAT KOMUITAS KESENIAN TARI TRADISIONAL DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNALUKAR YANG EKOLOGIS DI KOTA SEMARANG
Daftar Isi:
- Dari hari ke hari, perkembangan penduduk semakin tinggi berbanding lurus aktivitas yang dijalani masyarakat yang semakin kompleks. Dari banyaknya aktivitas yang dijalani muncul suatu aktivitas yang digemari atau menimbulkan ketertarikan akan aktivitas tersebut. Berangkat dari kegemaran tersebut, mulai dari individu hingga menciptakan suatu perkumpulan yang disebut komunitas. Komunitas ini bersosialisasi dengan berkumpul pada suatu tempat untuk berdiskusi, bertukar pikiran, pendapat, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan komunitas tersebut. Tetapi pada kenyataannya, komunitas-komunitas ini belum memiliki suatu ruang atau tempat untuk berkumpul, dan faktanya komunitas-komunitas ini berkumpul pada taman, bahu jalan dan lain sebagainya. Berangkat dari fenomena tersebut, komunitas-komunitas ini membutuhkan suatu ruang atau tempat untuk mereka berkumpul tanpa harus menunggu hari-hari yang tertentu atau khusus, tetapi mereka bisa berkumpul kapan saja pada suatu tempat atau ruang tanpa mengganggu aktivitas orang-orang disekitarnya. Pusat Komunitas diartikan sebagai suatu tempat yang menjadi pusat kegiatan komunitas (kesenian dan kebudayaan) yang memiliki tujuan atau minat yang sama, dan mewadahi aktivitas seperti pameran, pertunjukan, dan juga pertemuan. Dikarenakan aktivitasnya, maka target kelompok masyarakat pada Pusat Komunitas ini ialah kelompok usia produktif (15-64 tahun). Kawasan yang dipilih untuk pengembangan Pusat Komunitas ini berada di kawasan tengah kota Semarang, yang mana menjadi titik pusat untuk berkumpulnya komunitas di seluruh Kota Semarang dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular yang ekologis yang pada prinsip dasarnya menghasilkan atau menciptakan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alam disekitarnya dan juga budaya setempat.