Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah usaha rumahan yaitu ayam geprek BOSKUH yang memproduksi makanan olahan didalam rumah pemilik usaha tersebut. Usaha telah berjalan lebih dari setahun dengan hanya mengandalkan sistem pemesanan pre order melalui media sosial seperti Whatsapp dan Instagram serta menggunakan dapur rumah sebagai tempat produksi. Untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan penjualan pemilik usaha ingin mengembangkan usaha tersebut salah satunya dengan cara memiliki tempat usaha yang menetap. Tingginya biaya sewa/membangun ruko membuat pemilik usaha lebih memilih pengembangan tempat usaha dengan konsep Home Based Enterprise (HBE) yaitu konsep temppat usaha yang memanfaatkan bagian rumah atau lahan sebagai tempat untuk menjalankan usaha. Agar pengembangan tempat usaha tersebut dapat terealisasikan maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan tempat usaha. Aspek tersebut adalah aspek modal finansial, modal alam, modal manusia dan modal fisik yang dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan pengembangan tempat usaha agar tujuan pengembangan usaha dapat dicapai. Dengan menggunakan metode wawancara dan observasi yang dilakukan kepada pesaing dan konsumen pesaing yang berlokasi di Kabupaten Pati, peneliti menemukan berbagai data dan informasi yang kemudian dijadikan sebagai bahan penelitian. Hasilnya proses pengembangan tempat usaha ayam geprek BOSKUH menghabiskan biaya total sebesar Rp10.595.000. Sedangkan hasil perbandingan pendapatan usaha sebelum dan setelah dilakukan pengembangan tempat usaha hasilnya pendapatan dan penjualan produk meningkat hingga 30% dari sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan tempat usaha dengan konsep Home Based Enterprise (HBE) berhasil diterapkan pada ayam geprek BOSKUH.