Daftar Isi:
  • Pada tahun 2017, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggelontorkan dana sebesar 183 miliar untuk pekerjaan revitalisasi Kota Lama Semarang. Demikian, dana yang luar biasa tidak selaras dengan dampak yang dialami masyarakat eksisting. Idealnya, keterlibatan masyarakat dalam pekerjaan pemerintah dilakukan untuk menciptakan keselarasan atas maksud yang diselenggarakan. Senada dengan hal tersebut, kualitas manusia yang terbatas menjadi faktor yang memperkeruh kondisi di Bandarharjo. Sebesar 34% warga Bandarharjo tidak mengeyam bangku pendidikan dan hanya sebesar 7% yang memiliki pekerjaan tetap. Meninjau kembali konteks Kawasan Kota Lama Semarang sebagai wisata historis, aset utama yang butuh dielaborasi yaitu Kali Baru Semarang. Pesatnya laju ekonomi menyebabkan bangunan Kali Baru berkembang dan berubah menjadi landmark lokasi. Sayangnya, perhatian tersebut justru tidak nampak dalam pekerjaan revitalisasi. Akibatnya, narasi yang dihasilkan bersifat parsial ditambah kondisi bangunan yang belum direvitalisasi makin terdegradasi akibat faktor lingkungan. Di sisi lain, produk sosial kultural seperti pengasapan ikan Bandarharjo, sangat populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bahkan proyeksi selama sepuluh tahun terakhir, UMKM di lokasi tumbuh secara signifikan. Sehubungan dengan wadah, Gudang Marabunta berkapasitas dalam menarasikan sejarah serta kapasitas area yang relevan. Dengan mengadopsi pola perkampungan masyarakat eksisting, fungsi yang direncanakan menekankan fungsi sosial dan budaya, ditata dengan mengelola ketersediaan material melalui rekayasa teknologi. Sehingga hasil ketersebaran gubahan yang dihasilkan melegitimasi wujud compound.