WISATA EDUKASI KEBUDAYAAN JEPANG DI SEMARANG
Daftar Isi:
- Baru-baru ini, Wali Kota Semarang bekerjasama dengan Kota Toyama melalui program “sister city” atau kota kembar dengan kota-kota maju yaitu dengan Kota Toyama di Jepang dengan menginovasi dan transfer teknologi ke Kota Semarang. Selain itu, baik di bidang pariwisata maupun pendidikan, Kota Semarang mengalami peningkatan yang pesat. Di bidang pendidikan, khususnya Bahasa dan budaya Jepang juga semakin tinggi, baik dalam bentuk formal (lembaga pendidikan, lembaga kursus) maupun non formal (komunitas, event). Untuk menumbuhkan jalinan bilateral yang lebih baik lagi pada kedua negara, pertukaran di bidang budaya menjadi pilihan yang tepat dalam menumbuhkan persahabatan antar kedua negara sekaligus menambah wawasan bagi masyarakat kota Semarang, agar nantinya dapat menjadi bekal untuk masyarakat dibidang pengetahuan, masyarakat yang akan berwisata ke Jepang maupun saat menyambut turis dari Jepang yang datang ke Indonesia, khususnya Semarang. Dengan demikian, rasa saling menghormati dan menghargai antar kedua negara dapat terjalin dengan harmonis. Maka dalam implementasinya, dibutuhkan tempat yang dapat menjadi sumber informasi dan wadah aktivitas berkaitan dengan bahasa dan budaya Jepang dengan harapan akan menjadi tempat untuk edukasi yang menyenangkan bagi masyarakat Kota Semarang. Perjalanan wisata edukasi dan budaya menjadi pilihan agar masyarakat dapat berkunjung dan mempelajari budaya dan bahasa Jepang yang bersifat rekreasi, serta mewadahi aktifitas kebudayaan Jepang yang ada di Kota Semarang. Mengingat masa penjajahan bangsa Jepang yang hanya 3 tahun, jenjang waktu tersebut masih kurang untuk melakukan proses transfer budaya di Kota Semarang, sehingga budaya Jepang yang masih ‘baru’ dalam lingkup masyarakat ini akan menjadi asing kehadirannya jika dalam penerapannya tidak tepat. Maka, perlu adanya penyesuaian tertentu pada saat perancangan agar proyek wisata edukasi kebudayaan jepang dapat beradaptasi dengan baik yaitu dengan memperhatikan aspek kearifan lokal, dan dapat menginterpretasikan Jepang melalui pendekatan arsitektur neo vernakular.