Daftar Isi:
  • Industri peternakan ayam broiler memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia. Sekitar 53% kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia dipenuhi oleh daging ayam. Ayam broiler diminati oleh pelaku industri perunggasan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain: waktu pemeliharaan yang singkat, laju perputaran modal yang cepat serta harganya yang cukup terjangkau. Oleh sebab itu daging ayam broiler disukai hampir semua orang. Nilai nutrisi ayam seperti protein dan lemak menjadi parameter yang penting dalam karakteristik mutu pemilihan daging ayam. Konsumen yang sadar kesehatan cenderung menyukai daging ayam yang memiliki tinggi protein dan rendah lemak. Dada ayam merupakan komponen utama dari ayam dan secara kuantitatif, dada lebih berat bila dibandingkan dengan bagian sayap, maupun paha. Selain itu, daging dada merupakan produk yang paling ekonomis dalam industri broiler. Dada ayam broiler merupakan bagian yang empuk dan sedikit mengandung lemak. Senyawa kromanon merupakan salah satu komponen aktif yang banyak terdapat dalam daging buah maja (Aegle marmelos L. Corr). Pada penelitian sebelumnya, senyawa kromanon deamina dapat meningkatkan kadar protein pada daging ayam serta menurunkan kadar lemak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dosis kromanon deamina terhadap kandungan protein dan lemak dan mengetahui pola perubahan protein dan lemak akibat perlakuan kromanon deamina, serta mendokumentasikan perubahan pH, kadar air dan warna daging, pada daging ayam broiler bagian dada selama 4 minggu pemeliharaan. Penelitian dilakukan dengan 2 variabel, yaitu dosis kromanon dan umur ayam selama periode pemeliharaan. Dosis kromanon disusun dalam 6 tingkat perlakuan yaitu A (kontrol), B (0,025cc/Kg BB), C (0,05cc/Kg BB), D (0,075cc/Kg BB), E (0,1cc/Kg BB) dan F (0,125cc/Kg BB), dan pemeliharaan ayam dilakukan selama 4 minggu. Penelitian dilakukan dengan rancangan faktorial 6 x 4, masing-masing dalam 5 ulangan dengan waktu pemeliharaan selama 4 minggu. Setiap perlakuan dosis kromanon dilakukan dengan 5 ulangan, sehingga penelitian ini akan terdiri atas 6 x 5 atau 30 unit penelitian. Setiap ulangan pada masing-masing perlakuan akan menggunakan 20 ekor ayam, sehingga seluruh penelitian akan menggunakan 600 ekor ayam. Penelitian diawali dengan proses chick-in dan pemeliharaan ayam hingga berumur 30 hari. Proses pemberian pakan dan minum pada ayam dilakukan secara ad-libitum berdasarkan kebutuhan standar ayam. Parameter yang diuji adalah protein, lemak, kadar air, pH dan warna. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pemberian kromanon pada dosis D (0,075 cc) merupakan dosis yang paling optimal pada peningkatan protein dada ayam. Dan semakin besar dosis kromanon yang diberikan maka kadar lemak pada dada ayam juga akan semakin menurun. Pemberian kromanon deamina juga berdampak pada kadar air, pH dan warna daging dada ayam broiler.