Daftar Isi:
  • Seafood (ikan, kerang udang, kepiting dan cumi-cumi) merupakan makanan yang tidak asing untuk disantap masyarakat di Kota Semarang. Kemudahan masyarakat Kota Semarang ketika akan mengkonsumsi seafood didukung oleh letak kota Semarang sebelah utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Selain berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Kota Semarang juga memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambak Lorok yang makin mempermudah masyarakat Kota Semarang untuk memperoleh seafood. Namun permasalahan yang ada sekarang adalah banyaknya sampah plastik yang ada dilautan. Plastik merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan oleh manusia. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang diameternya berukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik dapat terkonsentrasi pada sebagian besar hasil laut dan sistem akuakultur sehingga mikroplastik menjadi kontaminan yang mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia. Tujuan dilakukakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi hasil laut (ikan, kerang, udang, cumi-cumi, dan kepiting) pada kelompok dewasa (18-64 tahun) di Kota Semarang dan mengestimasi asupan mikroplastik melalui konsumsi hasil laut. Penelitian ini dilakukan dengan metode multistage random sampling pada 5 kecamatan di Kota Semarang. Tingkat konsumsi ikan rata-rata 353,14 g/minggu, kerang rata-rata 62,53 g/minggu, udang rata-rata 66,10 g/minggu, kepiting rata-rata 119,37 g/minggu, dan cumi-cumi rata-rata 87,81 g/minggu. Estimasi paparan mikroplastik pada ikan berkisar dari 0 – 153 partikel/minggu, kerang berkisar dari 24,03 – 21.331,75 partikel/minggu, udang 0 – 300 partikel/minggu, kepiting 0 – 1.419 partikel/minggu, dan cumi-cumi 0 – 22 partikel/minggu. Risiko kandungan mikroplastik dapat diminimalisir dengan pembuangan organ dalam dan proses depurasi produk seafood.