Pengenalan Biji Kopi Indonesia Dengan Metode Manual Brewing Melalui Media Komunikasi Audio Visual Studi Kasus Biji Kopi Temanggung
Daftar Isi:
- ABSTRAK Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, dan juga merupakan pengekspor kopi robusta terbesar kedua di dunia. Semenjak Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, perkebunan rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera dan perkebunan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kopi-kopi di Indonesia lantas diolah oleh masing-masing perkebunan sisa jajahan Belanda itu. Sehingga entitas yang muncul adalah sesuai dengan daerah tempat kopi ditanam. Seperti Kopi Sidikalang, Kopi Lintong, atau Kopi Gayo. Kopi-kopi ini memang memiliki cita rasa berbeda, sebagai penanda beragamnya nuansa yang ditawarkan kopi-kopi nusantara. Moelyono Soesilo memaparkan, mayoritas kopi ‘spesial’ dengan identitas geografis spesifik yang dihasilkan pulau-pulau besar di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Papua, dan Sulawesi. Kenyataannya sekitar 300 ribu ton kopi yang dikonsumsi masyarakat, baru sekitar 40 % yang murni hasil dari kopi Indonesia,sedangkan 60 % adalah hasil import dari beberapa negara tetangga khususnya didominasi olah Vietnam. Sehingga hal ini memiliki dampak terhadap kopi asli olahan Temanggung yang kebanyakan arabikanya tidak menjadi populer dikalangan penikmat kopi Indonesia, yang telah terbiasa dengan robusta dan kopi dalam kemasan dengan marketing yang bagus. Tujuan perancangan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi kopi di Indonesia khususnya Kopi Arabika Temanggung dan keadaan para petani kopi yang melakukan proses penanaman hingga menjadi biji kopi siap di sajikan yang nantinya akan disampaikan melaui audio visual dan melalui website, adapun biji kopi yang dipilih adalah biji kopi Jumprit, karena kopi Jumprit yang sempar menjuarai ajang kopi internasional namun tidak dikenal dinegerinya sendiri, dan ironisnya kurang diminati oleh masyarakat Indonesia yang karena tergolong jenis kopi arabika.