ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG
Daftar Isi:
- Beras merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia. Namun, bagi sebagian masyarakat Desa Getas, jagung dikonsumsi sebagai makanan pokok sehari-hari dalam bentuk beras jagung selain beras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi jagung (sebagai makanan pokok maupun snack) dan non jagung pada masyarakat berbasis pola pangan jagung di Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah serta menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi (jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan ibu) dan pengetahuan ibu tentang gizi terhadap tingkat konsumsi dan asupan gizinya. Pengambilan data sosial ekonomi dan skor pengetahuan gizi dilakukan dengan cara interview sedangkan data konsumsi pangan diperoleh dengan metode food recall 2 x 24 jam selama 4 kali menggunakan kuisioner. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Getas yang masih mengonsumsi makanan berbasis jagung. Dari 9 dusun yang terdapat di Desa Getas, hanya 5 dusun yang masyarakatnya masih mengonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Hal ini didasarkan pada pola konsumsi masyarakat di 5 dusun tersebut yang diinformasikan bahwa mayoritas tanaman yang ditanam adalah jagung dan oleh masyarakatnya jagung tersebut diolah menjadi nasi jagung sebagai makanan pokoknya. Penentuan responden dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan teknik snowballing sampling, dan hasilnya diperoleh jumlah responden sejumlah 92 KK. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa tingkat konsumsi makanan berbasis jagung pada masyarakat Desa Getas dalam bentuk staple food sebesar 282,54 gram dan dalam bentuk snack sebesar 1,17 gram. Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein pada masyarakat Desa Getas yaitu 1.933,01 kkal/kapita/hari (96,65% AKE) dan 79,81 gram/kapita/hari (153,48% AKP). Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga mempengaruhi tingkat konsumsi jagung sebagai makanan pokok dan tingkat konsumsi non jagung, namun tidak mempengaruhi konsumsi jagung sebagai snack. Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi non jagung dan asupan protein. Namun, tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi makanan berbasis jagung dan asupan energi. Sedangkan tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi dan asupan gizi responden.