Daftar Isi:
  • Perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Persaingan yang terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Untuk tetap dapat bertahan dan menjalankan bisnisnya dengan baik, pelaku bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan manajemen yang baik untuk dapat melihat dan mengidentifikasi masalah dan menyeleksi serta menimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat RAPM tinggi dapat mempengaruhi perilaku manajer. Dan keikutsertaan manajer dalam penyusunan anggaran sebagai variabel moderating. Perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku menyimpang manajer ( dysfunctional behaviour). Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah tingkat RAPM berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang manajer. Hipotesis kedua adalah Tingkat RAPM berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang manajer dan keikutsertaan manajer dalam penyusunan anggaran dapat bepengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang manajer tersebut. Penelitian ini menggunakan 59 kuesioner yang dibagikan kepada para middle manajer yang bekerja pada perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang yang terdaftar pada BPS. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji regresi. Hasil data menunjukkan bahwa penerapan tingkat RAPM tinggi dapat menyebabkan munculnya perilaku menyimpang manajer. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat penggunaan informasi akuntansi semakin tinggi pula perilaku menyimpang manajer. Keikutsertaan manajer dalam penyusunan anggaran tidak terbukti secara signifikan dan koefisien dapat meminimalkan perilaku menyimpang manajer. Dapat disimpulkan walaupun ada keikusertaan manajer dalam penyusunan anggaran, perilaku menyimpang manajer tetap saja tinggi.