Daftar Isi:
  • Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki peninggalan budaya berupa keraton, yang menjadi cikal bakal lahirnya Kota Surakarta. Dalam perpindahan menuju Surakarta dari Kartasura, terdapat makanan khas berupa 17 jenang yang menjadi simbol perpindahan dan kelahiran Kota Surakarta. 17 Jenang tersebut adalah: Abrit Pethak, Lang, Saloko, Manggul, Suran, Timbul, Grendul, Sumsum, Lahan, Pati, Kolep, Ngangrang, Taming, Lemu, Koloh, Katul, dan Warni 4. Kini, jenang tersebut kembali diangkat melalui Festival Jenang Surakarta setiap tanggal 17 Februari. Sayangnya, pengangkatan jenang kurang efektif, kurang dikenalkan filosofi dan keunikan tersendiri dari masing-masing jenang. Ditambah dengan fakta bahwa anak-anak Surakarta kurang menyukai jenang dan lebih memilih makanan modern, penulis ingin menyuguhkan suatu bacaan yang tidak membosankan untuk anak-anak mengenai 17 jenang ini. Jenang yang merupakan kuliner warisan Surakarta, dianggap kuno dan kurang menarik. Maka, pengenalan jenang dilakukan dengan bentuk cerita untuk pengenalan makna dan keunikan masing-masing jenang. Metode yang digunakan antara lain dengan studi pustaka, wawancara, studi bentuk dan karakter, serta membagikan kuesioner kepada target sasaran agar mengerti insight mereka. Semua itu dipadukan agar mendapatkan ide kreatif dan strategi dalam perancangan ini. Didasari metode dan alasan tersebut, penulis menemukan bahwa media yang tepat bagi anak-anak adalah buku interaktif. Buku yang menjadi sarana pengenalan ini dibuat interaktif agar anak-anak tidak bosan saat membacanya. Mengingat di era modern ini, anak-anak lebih memilih gadget daripada buku. Selain itu, direncanakan juga strategi dalam launching buku agar pemasaran buku dapat menjadi maksimal. Dalam pembuatan buku ini, wujud asli jenang dibuat menjadi karakter manusia yang hidup sesuai dengan ciri khas nya masing-masing. Semua proses desain dilakukan melalui design thinking dan berbagai studi. Pembuatannya tidak hanya mementingkan aspek estetik tetapi juga dilengkapi dengan konsep. Hal ini berkaitan dengan ilmu DKV bahwa desain tidak hanya indah, namun juga dilakukan dengan rangkaian proses berpikir. Kata kunci: kota Surakarta, 17 jenang Surakarta, kuliner warisan, buku interaktif