Daftar Isi:
  • Ikan Bandeng merupakan salah satu ikan yang populer di kalangan masyarakat. Ikan Bandeng memiliki rasa yang lezat, memiliki nilai gizi tinggi dan juga harganya relatif terjangkau oleh masyarakat. Tetapi pencemaraan air yang terjadi di daerah Pantai Semarang bisa berdampak buruk pada ekosistem yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesesuaian antara hubungan berat ikan-kandungan logam dan panjang ikan-kandungan logam terhadap model allometry. Selain itu untuk mengetahui perbedaan tingkat akumulasi logam Pb dan Cu pada ikan bandeng menurut ukuran. Metode penelitian ini menggunakan 90 sampel ikan Bandeng yang berasal dari kawasan Pantai Semarang. Kemudian dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan ukuran tubuh (kecil, sedang, dan besar) berdasarkan interval keseluruhan sampel yang digunakan. Selanjutnya sampel dianalisis konsentrasi logam beratnya dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), logam yang diujikan adalah Pb dan Cu. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan logam Pb pada ikan Bandeng dengan ukuran kecil, sedang dan besar adalah sebagai berikut: 123,41 μg; 168,26 μg; 254,31 μg. Sedangkan untuk kandungan logam Cu pada ikan Bandeng dengan ukuran kecil, sedang dan besar adalah sebagia berikut: 1,25 μg; 2,28 μg; 4,10 μg. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ikan Bandeng yang berada di daerah kawasan Pantai Semarang telah tercemar logam berat. Nilai kesesuaian antara logam Pb dengan berat ikan Bandeng merupakan nilai yang cukup signifikan yaitu R2 lebih dari 0,5. Untuk nilai kesesuaian antara logam Cu dengan berat dan juga antara panjang dengan logam Pb dan Cu kurang signifikan, karena nilai R2 yang kurang dari 0,5. Untuk hubungan pemodelan allometry lebih sesuai antara berat ikan dengan logam daripada hubungan antara panjang dengan logam.