REDESAIN PONDOK PESANTREN ASSALAFIYYAH I DI KABUPATEN SLEMAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR
Daftar Isi:
- Negara Indonesia terdiri dari berbagai etnis, suku ataupun agama, namun hakikatnya tetap satu jua. Sebagaimana semboyan Bineka Tunggal Ika. Menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kehidupan masyarakat yang unik dan beragam. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi pendidikan agama islam yang lebih inklusif (terbuka) dan komunikatif. Tujuan dari rancangan redesain ponpes Assalafiyyah di kabupaten Sleman dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular sebagai wadah pendidikan agar posisi ponpes lebih dinamis tidak hanya berorientasi pengetahuan agama, namun lebih luas pada misi peningkatan kualitas sumber daya santri agar mampu menghadapi kehidupan yang lebih luas sesuai dengan tantangan zaman. Karakteristik pesantren bersifat multikulturalis, karena pembelajaran di pesantren lebih menekankan pada karakter moral dan budaya lokal Nusantara.Tujuan pendidikan Islam inklusif harus dirumuskan dengan landasan dan semangat Kerukunan dengan pemahaman mengenai perbedaan sebagai sunnatullah, menumbuhkan semangat toleransi, dan pluralism dalam beragama. Penekanan dapat diwujudkan melalui bentuk-bentuk yang dapat menciptakan dan menjaga komunitas yang menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.