Daftar Isi:
  • Pengembangan Bandar Udara Internasional Yogyakarta sebagai bandar udara embarkasi haji perlu didukung dengan adanya asrama haji embarkasi. Daerah Istimewa Yogyakarta selama ini belum memiliki asrama haji yang layak untuk menampung jemaah haji. Selain itu, terjadi peningkatan jumlah jemaah haji usia lanjut dan beresiko tinggi yang memerlukan pelayanan khusus, akses yang cepat, dan efisien untuk melaksanakan ibadah haji. Perancangan dan perencanaan asrama haji embarkasi selain memperhatikan kebutuhan pengguna perlu juga untuk memperhatikan kondisi lokasi tempat dibangunnya bangunan tersebut. Oleh karena itu, metode pendekatan arsitektur kontekstual dipilih untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Sehingga desain asrama haji dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat berkesinambungan dengan kondisi eksisting.