Daftar Isi:
  • Permasalahan representasi perempuan di industri media, termasuk di dunia pertelevisian dan perfilman, menjadi kajian yang selalu menarik untuk diikuti. Kehadiran, penempatan dan peran perempuan semenjak adanya sinematografi menjadi daya tarik tersendiri untuk diamati dan diteliti. Salah satu film yang masih tergolong baru yang berkaitan dengan representasi perempuan adalah film Tilik yang dalam Bahasa Jawa berarti “menjenguk”. Film ini menceritakan perjalanan sekelompok ibuibu dari sebuah desa yang ingin menjenguk Bu Lurah yang dirawat di sebuah rumah sakit. Obrolan serta gosip mereka menjadi cerita utama dari film tersebut. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dengan menggunakan beberapa potongan film “Tilik” sebagai data primer. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode Semiotika Roland Barthes. Teori Representasi, teori Perempuan dan Citra Media, serta teori Gender dan Stereotip Gender digunakan untuk analisis lebih lanjut dari data yang sudah dikumpulkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi perempuan di media yang telah banyak simpang siur yang dikemas dan direpresentasikan dalam film Tilik. Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa film “Tilik” menggambarkan perempuan sebagai kelompok yang kompak, suka gibah atau membicarakan aib seseorang jika sedang bertemu dan berbincang, menunjukkan power dan status sosial melalui pakaian dan perhiasan, tabu jika masuk ke ranah publik, dan pribadi yang tidak memandang fisik dan umur laki-laki yang dicintainya karena melihat power dan kemapanan dari laki-laki tersebut.