MODEL KOMUNIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN DESA LAYAK ANAK (DLA) DI DESA BANJAROYO, KALIBAWANG, KULON PROGO
Main Author: | Putri, Sesilia Novenda Karesi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://e-journal.uajy.ac.id/23889/1/KOM%20005633.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/23889/2/KOM%20105633.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/23889/3/KOM%20205633.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/23889/4/KOM%20305633.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/23889/5/KOM%20405633.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/23889/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang model komunikasi program pembangunan DLA Desa Banjaroyo yang difasilitasi oleh Unit Anak Yayasan SATUNAMA Yogyakarta. Program DLA merupakan program pembangunan yang berisi tentang pemenuhan hak anak, sebagai upaya memberikan tempat tinggal yang layak dan aman bagi anak. Unit Anak merupakan sumber dari program ini, dan juga sebagai penyalur pesan mengenai materi program kepada desa. DLA memiliki komponen orang tua yang tergabung dalam GT DLA dan anak-anak yang tergabung dalam FAYO, sehingga penelitian ini memiliki dua kategori usia penerima program yang berbeda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Peneliti menggunakan model komunikasi yang dikembangkan oleh Berlo untuk menjawab rumusan masalah. Teknik pengumpulan data wawancara terhadap tiga subjek penelitian, yaitu Unit Anak SATUNAMA, GT DLA, dan FAYO. Selain itu peneliti juga melihat dokumen-dokumen terkait program DLA di Desa Banjaroyo untuk melengkapi data. Hasil yang didapat melalui penelitian ini model komunikasi sesuai untuk digunakan dalam mengembangkan program DLA di Desa Banjaroyo. Hal ini terlihat dari kesesuaian pemahaman antara Unit Anak SATUNAMA dengan GT DLA dan FAYO. Namun, terdapat hal yang kurang sesuai dari model ini, yaitu penggunaan saluran yang ditawarkan Berlo belum dapat mengakomodir perhatian dari para anggota GT DLA dan FAYO ketika pelatihan berlangsung, sehingga Unit Anak SATUNAMA harus mengubah media penyampain pesan di tengah jalan.