LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL BINTANG LIMA DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Main Author: Saraswati, Emilia Anindya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://e-journal.uajy.ac.id/23243/1/1601163851.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/23243/2/1601163855.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/23243/3/1601163856.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/23243/
Daftar Isi:
  • Di Kota Surakarta terdapat acara tahunan yang menarik perhatian, sehingga banyak wisatawan domestik, wisatawan mancanegara maupun masyarakat Surakarta sendiri menyaksikan acara tersebut. Terlebih lagi, Kota Surakarta sudah terdapat infrastruktur jalan bebas hambatan yang melewati kota ini, sehingga semakin banyak wisatawan yang masuk ke Kota Surakarta entah itu untuk menikmati liburan atau urusan bisnis. Seiring bertambahnya waktu, kebutuhan akomodasi dalam hal penginapan dan kebutuhan bisnis di Kota Surakarta terus meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan penginapan yang dapat menunjang aktifitas wisatawan baik itu dalam hal penginapan maupun bisnis. Hotel Bintang Lima adalah jawabannya, karena hotel bintang lima tidak hanya mengedepankan fasilitas hotel saja, tetapi juga menyediakan tempat untuk berbisnis maupun refreshing. Dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik yang dapat berhubungan di dalam suatu ruang maupun luar ruang mampu merespon iklim mikro di tapak bangunan. Pendekatan Arsitektur Bioklimatik dalam penulisan ini mencakup orientasi bangunan, penempatan bukaan (penghawaan alami), hubungan terhadap lansekap, pembuatan ruang transisi dan penggunaan pembayangan pasif, penggunaan penyekat panas, dan desain pada dinding akan membantu dalam pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam sebagai pendukung untuk meningkatkan keberlanjutan bangunan dari segi penghematan energi yang bersifat pasif. Untuk segi penghematan energi yang bersifat aktif berupa penggunaan AC, penempatan lampu dan pengaturan tinggi antar lantai. Pendekatan Arsitektur Bioklimatik dirasa cocok untuk tipologi ini dikarenakan hotel bintang lima dalam benak masyarakat pasti mewah dan membutuhkan energi yang banyak. Namun dalam laporan ini akan dijabarkan tentang material berkelanjutan yang hemat energi, tetap mengedepankan kenyamanan pengguna dan tidak mengganggu keseimbangan alam.