ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL JALAN MOJOJALAN GONDOSULI-JALAN SUPRAPTO-JALAN MELATI WETAN YOGYAKARTA
Main Author: | KIHAJAR NAREK, FRANSISKUS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://e-journal.uajy.ac.id/16207/1/TS140110.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/2/TS140111.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/3/TS140112.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/4/TS140113.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/5/TS140114.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/6/TS140115.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/16207/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan arus lalu lintas di kota Yogyakarta disebabkan karena peningkatan arus lalu lintas yang cepat dan infrastruktur yang terbatas sehingga terjadi kemacetan. Salah satunya pada simpang empat Gondosuli, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta sering terjadi kemacetan yang mengakibatkan antrian yang cukup panjang sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kinerja dan tingkat pelayanan simpang tersebut. Penelitian diawali dengan mengukur lebar pendekat dan waktu hijau. Data yang diambil adalah data arus lalu lintas semua jenis kendaraan yang belok kiri, lurus dan belok kanan. Penelitian dilakukan selama tiga hari yaitu Jumat (03/11/2017), Sabtu (04/11/2017) dan Senin (06/11/2017), dengan jam pengamatan pagi (06.30-08.30 WIB), siang hari (12.00-14.00 WIB), dan sore hari (16.00-18.00 WIB). Data arus lalu lintas yang diperoleh digunakan untuk melakukan perhitungan kapasitas, derajat kejenuhan, angka henti, tundaaan lalu lintas rerata, tundaan geometrik rerata dan tundaan total menurut metode MKJI 1997. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa derajat kejenuhan untuk masing-masing pendekat barat, utara, timur, selatan adalah 1,018; 0760; 0,980; 0,806. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan 2 alternatif desain yaitu dengan penambahan waktu hijau, dan perubahan belok kiri langsung untuk pendekat barat dan selatan. Dari ke dua alternatif di atas, yang terbaik adalah alternatif penambahan waktu hijau dan perubahan belok kiri langsung dikarenakan derajat kejenuhan yang diperoleh 0,588; 0,680; 0,625; 0,523 yang mana tidak melebihi syarat batas normal berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 yaitu ≤ 0,75.