Gelar Pahlawan Soeharto di CNNIndonesia.com (Analisis Framing Citra Soeharto Dalam Wacana Pemberitaan Gelar Pahlawan Untuk Soeharto di CNNIndonesia.com)
Main Author: | Alqarana, Arya Bhakti Yudha Fidel |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://e-journal.uajy.ac.id/15673/1/KOM04314.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/15673/ |
Daftar Isi:
- Wacana gelar pahlawan untuk Soeharto kepermukaan menjadikan polemik bagi sebagian pengamat. Sosoknya yang sarat akan kontroversi memicu berbagai opini yang bersifat pro dan kontra. CNNIndonesia.com yang hadir sebagai media massa baru di Indonesia kala itu turut menyoroti wacana gelar pahlawan untuk Mantan Presiden RI kedua tersebut. Nama Soeharto yang kembali santer menjadi perbincangan setelah rekomendasi Munaslub Golkar pada 2016, menandakan nilai ketenaran Soeharto masih menarik untuk diberitakan. Pro dan kontra terhadap wacana gelar pahlawan Soeharto membuat CNNIndonesia.com menarik kembali ingatan pembaca melalui latar informasi dalam menceritakan sosoknya. Konsep pencitraan oleh media dipilih karena dapat menjelaskan bagaimana CNNIndonesia.com dalam merekonstruksi sosok salah satu pelaku sejarah bangsa Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis framing Pan dan Kosicki pada levevl teks, dan proses framing miliki Dietram A. Scheufele pada level konteks. Dari hasil penilitan, CNNIndonesia.com melihat sosok Soehato secara netral dengan tendensi negatif. Ia dicitrakan sebagai sosok yang berprestasi namun sarat akan kontroversi. Gambaran jasa dan dosanya selama menjadi Presiden RI kedua dijadikan pertimbangan dalam memutuskan status kepahlawanan Soeharto. Soeharto bisa dianggap layak dan tidak, dari sudut pandang mana ia dilihat. Saran untuk penilitan selanjutnya terkait topik ini dapat dilakukan dengan konsep lain seperti profiling atau objektivitas. Secara praktik, peneliti selanjutnya bisa bertemu secara tatap muka dengan narasumber agar data yang ditemukan bisa dikembangkan lagi melalui kognisi dan latar belakang wartawan dalam memandang sejarah bangsa.