Daftar Isi:
  • Dunia perfilman Indonesia sudah ada sejak tahun 1900-an, namun geliatnya baru berkembang pada era tahun 50-an. Dari era 50-an hingga saat ini (era tahun 2000-an) sudah ratusan judul film Indonesia yang telah diproduksi.Dari ratusan judul film tersebut, tidak sedikit pula roll film atau dvd yang sudah rusak karena pengaruh usia maupun faktor lainnya. Sayangnya, Indonesia belum mempunyai suatu lembaga yang dapat mengarsip dan merawat film-film Indonesia. Selain itu, minat masyarakat Indonesia masih rendah untuk mau menonton film produksi dalam negeri. Hal itu disebabkan karena anggapan miring masyarakat bahwa film Indonesia tidak berkualitas dan tidak layak ditonton. Citra film Indonesia yang rusak dimata masyarakat itu disebabkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dalam dunia perfilman Indonesia. Dari isu-isu yang telah disampaikan sebelumnya, maka dibutuhkan sebuah museum yang dapat membantu meningkatkan apresiasi dan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat agar citra film Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata. Museum Film Indonesia ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai lembaga yang dapat mengarsip dan merawat karyakarya film Indonesia yang berkualitas. Lokasi pembangunan proyek Museum Film Indonesia dipilih di Yogyakarta karena memiliki beberapa potensi yang erat kaitannya dengan dunia perfilman di Indonesia. Tugas akhir ini akan fokus membahas mengenai dunia perfilman di Indonesia. Selain itu, menganalisis potensi-potensi yang ada agar ditemukan wujud bangunan Museum Film Indonesia di Yogyakarta yang dapat meningkatkan apresiasi dan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat melalui pengolahan tata ruang dalam ruang pamer dan tampilan bangunan dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer.