SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SEKOLAH MENENGAH
Main Author: | Natasya, Dinda Arum |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Perpustakaan Universitas Surabaya
, 2013
|
Online Access: |
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/763 http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/763/590 |
Daftar Isi:
- Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya. Masalah yang dialami guru dapat merujuk pada afek negatif dan afek positif. Kedua afek tersebut ada di dalam subjective well being yaitu bagaimana individu mengelola emosi baik positif maupun negatif dalam dirinya dan bagaimana kepuasan individu dalam menjalani sebuah kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi subjective well being guru sekolah menengah, mengklasifikasikan subjective well being guru sekolah menengah, dan memetakan karakteristik guru sekolah menengah berdasarkan hasil klasifikasi subjective well being pada guru sekolah menengah. Subjek dalam penelitian ini adalah 93 guru sekolah menengah yang mengajar di SMP atau SMA. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan gabungan antara teknik quota sampling dan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis cluster. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga kelompok subjek yang telah disesuaikan dengan komponen dalam subjective well being. Ketiga kelompok tersebut yaitu kelompok life satisfaction (N=5), merasa puas terhadap 4 ranah kehidupanya yaitu kehidupan beragama (spiritual), kesempatan untuk berbagi dengan orang lain, tercapainya cita-cita/keinginan, dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan hobi. Kelompok ini merasa sedih sekaligus merasa bahagia selama menjadi guru. Kelompok affect (N=12), merasa sedih, cemas, dan stres namun sekaligus merasa bahagia selama menjadi guru. Kelompok ini juga merasa puas terhadap 4 ranah kehidupannya yaitu kondisi keluarganya, kehidupan beragama (spiritual), kesempatan untuk berbagi dengan orang lain, dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan hobi. Kelompok well-being (N=76), merasa puas hampir pada semua ranah kehidupannya yaitu kondisi keluarganya, kehidupan beragama (spiritual), kesempatan untuk berbagi dengan orang lain, sukses dalam pekerjaan, kesempatan untuk mengembangkan diri, tercapainya cita-cita/keinginan, kesehatan, dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan hobi. Kelompok ini merasa sedih sekaligus merasa bahagia selama menjadi guru.