Pengaruh Fleksibilitas Psikologis Melalui Acceptance Commitment Therapy (ACT) terhadap Peningkatan Psychological Well-Being pada Individu yang Mengalami Quarter Life Crisis (QLC)
Main Author: | Mailoa, Joice |
---|---|
Format: | Thesis PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
UNKNOWN
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ubaya.ac.id/40318/ http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/262146 |
Daftar Isi:
- Quarter life crisis merupakan periode potensial krisis selama tahap perkembangan dewasaa awal, dimana ketidakstabilan dan ketidakpastian menjadi fokus utama dalam tahap perkembangan ini. Individu yang mengalami krisis emosional ini memunculkan perasaan tidak mampu, cemas, meragukan diri sendiri serta takut akan kegagalan. Quarter life crisis terjadi akibat adanya tekanan dari lingkungan eksternal untuk mencapai keberhasilan dalam aspek kehidupan tertentu. Secara internal karakteristik dan sumber daya individu untuk menyelesaikan permasalahan menjadi penting. Respon yang adaptif dan fleksibel membantu partisipan bertindak efektif ketika mengalami krisis. Sebaliknya, penghindaran dan usaha mengontrol yang dilakukan terhadap setiap masalah dalam jangka panjang berakibat negatif terhadap kondisi kesejahteraan psikologis individu. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pada perempuan yang mengalami quarter life crisis melalui peningkatan fleksibilitas psikologis dengan menerapkan intervensi acceptance commitment therapy (ACT) yang dilakukan sebanyak lima sesi. Metode penelitian berbentuk quasi experiment dengan desain single case A-B-A. Partisipan penelitian adalah dua orang perempuan yang berada pada rentang dewasa awal yang memiliki skor sangat tinggi pada skala quarter life crisis. Data utama penelitian ini diperoleh dari observasi, self recording dan wawancara serta didukung dengan data skala. Data observasi dan self recording diolah dengan teknik analisis trend, sementara data skala digunakan untuk mengetahui tingkat quarter life crisis dan tingkat kesejahteraan psikologis partisipan.Asesmen dengan big five inventory dilakukan untuk mengetahui gambaran tipe kepribadian partisipan. Hasil yang diperoleh pada tahap asesmen yaitu partisipan memiliki skor yang tinggi pada tiap aspek quarter life crisis dan berdampak pada kondisi kesejahteraan psikologisnya. Beberapa faktor seperti pemikiran irasional dan berbagai tindakan penghindaran yang dilakukan serta tekanan lingkungan sosial membuat krisis yang dialami semakin besar dan memengaruhi seluruh aspek kehidupannya. Hasil yang diperoleh pada tahap intervensi yaitu terjadi penurunan trend kemunculan aspek kesejahteraan psikologis yang rendah pada keenam aspek sehingga membuat peningkatan kesejahteraan psikologis pada partisipan. Kondisi yang masih belum optimum mengalami peningkatan kualitas positif yaitu pada penerapan ketrampilan mindfulness dan observing self, khususnya pada perilaku melabeli diri secara negatif.