Model Klasifikasi Multi Produk Dengan Regular Demand Pada Sistem Inventory Di Perusahaan Pemasok Bahan Baku

Main Authors: Widiadvito, Tri Febrion, Parung, Joniarto
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/37893/1/Tri%20F%20Widiadvito%20%2D%20134115007.pdf
http://www.ojs.stiami.ac.id
http://repository.ubaya.ac.id/37893/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Strategi yang tepat dalam inventory menjadi poin utama dalam menjaga kecukupan dan jaminan kesinambungan pasokan. Strategi inventory menjadi semakin penting namun kompleks ketika jumlah item yang harus disiapkan semakin banyak. Terkait dengan hal itu, maka dibutuhkan analisa pengelompokan produk dalam beberapa klasifikasi. Produk-produk yang menjadi prioritas memperoleh perhatian khusus. Problem yang sama dihadapi PT PEKA, sebuah perusahaan distribusi bahan baku import yang memiliki hampir 2000 item produk. Berdasarkan data demand diketahui, bahwa demand perusahaan tidak memiliki pola tetap. Banyak produk memiliki regular dan irregular demand, bahkan demand regular jumlahnya banyak yang sangat fluktuatif. Perusahaan sering kali mengalami kelebihan stok atau sebaliknya kekurangan stok karena demand yang tidak sesuai prediksi, lead time yang panjang dan self-life produk yang bervariasi. Terkait hal itu, maka dibutuhkan alternatif pengelompokan atau klasifikasi produk yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki produk frozen dan unfrozen, memiliki item berbahan baku natural dan non-natural dan memiliki lead time yang pendek dan relatif lama. Peneliti melakukan pengelompokan produk dalam berbagai tahapan, yang berujung pada kombinasi klasifikasi ABC dan XYZ. Demand dari Item prioritas yang dihasilkan dari pengelompokan tersebut kemudian di forecast sesuai model yang memberi MSE/MAD terkecil. Selanjutnya dilakukan studi kasus untuk menghitung Total Relevance Cost (TRC) hasil perhitungan untuk dibandingkan dengan TRC riil.. TRC sesuai hasil klasifikasi sebesar Rp 1.293.370.148,- lebih rendah jika dibandingkan dengan TRC kondisi sebenarnya yang berjumlah Rp 1.805.887.874,-