Hubungan antara Kepribadian Otoritarian dengan Prasangka Santri terhadap Umat Agama Lain

Main Author: Palupi, Kwananingtyas Budi
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Psikologi UBAYA , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/36399/1/S_261_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/131189
http://repository.ubaya.ac.id/36399/
Daftar Isi:
  • Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Pesantren sendiri memiliki kekhususan dibanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Kartodirjo (1999) menyatakan bahwa para santri atau murid tinggal bersama dengan kiai atau guru mereka dalam suatu kompleks tertentu yang mandiri. Seringnya bersama pada kelompok yang sama membuat santri cenderung memiliki prasangka dengan umat agama lain. Prasangka adalah sikap negatif dan positif terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompok tertentu (Baron & Byrne, 1994). Salah satu faktor yang mempengaruhi prasangka adalah kepribadian otoritarian. Altemeyer (1996) menjelaskan right-wing authoritarian sebagai individu yang mendukung otoritas yang kuat dalam masyarakat. Altemeyer mendefinisikan right-wing authoritarian sebagai (1) individu yang patuh pada pimpinannya yang harus ditaati, (2) memiliki aturan yang harus diikuti, (3) melakukan tindakan agresi akibat dari sanksi dari otoritas.