Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Sikap terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus pada Siswa Reguler di Sekolah Inklusi

Main Author: Rosario , Benedicta Avidhya Putri
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: UNKNOWN , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/33920/1/ED_492_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/249718
http://repository.ubaya.ac.id/33920/
Daftar Isi:
  • Di sekolah inklusi siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus belajar bersama dalam satu lingkungan. Perbedaan tersebut dapat menyebabkan munculnya sikap positif maupun negatif siswa reguler kepada temannya yang berkebutuhan khusus. Salah satu faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap sesuatu atau orang lain adalah kecerdasan emosional. Individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi dapat menyalurkan emosinya dengan menampilkan sikap yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan sikap terhadap siswa berkebutuhan khusus pada siswa reguler di sekolah inklusi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 83 partisipan kelas V di Sekolah Dasar Inklusi X. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah incidental sampling. Teknik analisis data menggunakan IBM Statistic SPSS 22 dan pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi Spearman. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai r sebesar 0,2 dan nilai p sebesar 0,070 (> 0,05). Artinya, positif negatifnya sikap yang ditunjukkan siswa reguler pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tidak berhubungan dengan kecerdasan emosional. Sikap siswa reguler terhadap temannya yang berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Inklusi X diduga berkaitan dengan faktor lain yaitu nilai-nilai yang ditanamkan orang tua dan guru, lamanya siswa reguler bersama siswa berkebutuhan khusus, dan faktor situasional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang diberikan adalah menanamkan nilai positif pada anak dan mendesain aktivitas belajar yang memungkinkan terjadi interaksi positif antara siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus. Guru dan semua pihak sekolah juga sebaiknya cepat tanggap dan segera berespon ketika melihat siswanya bersikap kurang baik pada siswa berkebutuhan khusus.