ESTIMASI BOBOT TELUR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERDASARKAN PROPERTI GEOMETRI DARI CITRA DIGITAL

Main Author: Siswantoro, Joko
Format: Proceeding PeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/32810/1/Full%2Dpaper%2Dknm%20%2DJoko%20Siswantoro%206%20hal.pdf
http://repository.ubaya.ac.id/32810/
Daftar Isi:
  • Bobot telur memegang peranan penting dalam kalsifikasi telur yang dijual di pasar. Menurut Standar Nasional Indonesia telur ayam konsumsi diklasifikasikan berdasarkan warna kerabang dan bobotnya. Umumnya bobot telur diukur dengan menggunakan timbangan digital untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat. Tetapi penggunaan timbangan ini tidak dapat diterapkan pada sistem klasifikasi telur di industri skala besar karena tidak efisien secara waktu. Sistem visi komputer menawarkan alternatif yang akurat dan efisien untuk mengukur bobot telur dari citra digital. Makalah ini mengusulkan metode untuk mengestimasi bobot telur menggunakan jaringan syaraf tiruan berdasarkan properti geometri telur yang diekstrak dari citra digital. Citra telur ditangkap dengan latar belakang berwarna hitam menggunakan kamera digital. Citra yang ditangkap kemudian diolah untuk mendapatkan citra biner. Properti geometri telur yang terdiri dari panjang, lebar, luas, dan keliling diekstrak dari objek telur pada citra. Properti geometri ini kemudian digunakan sebagai variabel input jaringan syaraf tiruan untuk mengestimasi bobot telur. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hasil estimasi bobot telur menggunakan metode yang diusulkan mempunyai akurasi yang baik dengan rata-rata prosentase kesalahan mutlak sebesar 2,27%. Selain itu, hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil estimasi metode yang diusulkan tidak berbeda secara signifikan dengan hasil pengukuran bobot menggunakan timbangan digital. Dari segi waktu, metode yang diusulkan merupakan metode estimasi bobot telur yang efisien dengan rata-rata waktu komputasi yang diperlukan untuk mengestimasi bobot sebutir telur kurang dari 0,1 detik.