Implementasi Pendekatan Six Sigma untuk Mereduksi Cacat dan Meningkatkan Kualitas Produk Perhiasan Emas pada PT. X Surabaya

Main Author: Purwanto, Yongki
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Teknik Ubaya , 2006
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/29395/1/TM_2748_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/135071
http://repository.ubaya.ac.id/29395/
Daftar Isi:
  • Dalam persaingan bisnis yang ketat di era global saat ini, kualitas menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mempertahankan keeksistensiannya. PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi perhiasan emas mulai dari bahan baku awal hingga menjadi produk akhir. Perusahaan mempunyai 9 divisi, yakni: Bahan, Chemical, Research & Development, Cor & Variasi, Kalung, Hollow, Areso, Elegant Gold, Maintenance & Workshop. Divisi Hollow memproduksi perhiasan emas berupa kalung dan gelang bertipe Hollow, Korea, dan Variasi. Proses produksi tergantung pada pesanan konsumen (job order). Selama ini persentase cacat yang terjadi pada proses produksi kalung emas Korea Handmade Circle masih cukup tinggi (antara 1,5%-2,5%). Produk cacat yang terjadi ada yang dapat di-rework, ada pula yang harus dilebur ulang. Oleh ~arena itu diimplementasikan metode Six Sigma dengan siklus DMAJC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control) yang bertujuan untuk mengurangi cacat pada proses produksi. Pada tahap Define dilakukan pemilihan obyek Six Sigma beserta tujuan yang ingin dicapai dan pengidentifikasian karakteristik Critical to Quality (CTQ). Proses produksi yang diidentifikasi CTQ-nya sebanyak 12 proses. Pada tahap Measure dilakukan pemilihan karakteristik CTQ yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan, menentukan rencana pengumpulan data, dan mengukur baseline kinerja awal proyek Six Sigma. Baseline kinerja yang didapat dari hasil perhitungan data awal untuk 6 proses (PAK-Ranji, PAK-Giling, penyambungan, patri 1, patri 2, dan pemolesan) bervariasi antara 2,3-4,6. Dari perhitungan anal isis biaya didapatkan hanya proses PAK-Ranji, PAK-Giling, penyambungan, patri 1, dan patri 2 yang akan dilakukan improvement. Pada tahap Analyze akan diidentifikasi dan dianalisis penyebab potensial yang terjadi dengan menggunakan tools: Pareto Diagram, Ishikawa Diagram, dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Pada tahap Improve dilakukan usulan perbaikan pada proses produksi. Tindakan perbaikan diprioritaskan sesuai dengan nilai Rank Priority Number (RPN) yang didapat pada tabel FMEA. Nilai RPN terbesar menunjukkan bahwa tindakan perbaikan tersebut harus didahulukan. Baseline kinerja proses sesudah dilakukan perbaikan bervariasi antara 4,1 -4,9. Sedang untuk proses P AK -Ranji nilai kapabilitas sigmanya mencapai lebih dari 1 0.