Hubungan antara Pola Komunikasi Orang Tua-Remaja Mengenai seksual dengan Niat Melakukan Petting Pada Remaja di Surabaya

Main Author: Kartika, Kirana Risnu Dewi
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: UNKNOWN , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/26495/1/UE_226_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/240451
http://repository.ubaya.ac.id/26495/
Daftar Isi:
  • Ditemukan bahwa banyaknya remaja di Surabaya yang telah melakukan perilaku seksual tanpa mengetahui dampak negatif dari perilaku seksual. Niat remaja melakukan seksual di pengaruhi oleh tiga variabel prediktor utama menurut theory planned behavior yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavior control. Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam penelitian ini yaitu pola komunikasi seksual (avoidant, repressive, obsessive dan expressive) antara orangtua-remaja dan gender. Terdapat 23 hipotesis dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel adalah snowball sampling. Alat ukur yang digunakan berupa angket. Data uji menggunakan analisis regresi pada SPSS 16.0. Subjek pada penelitiann ini merupakan remaja yang ada di Surabaya yang berusia 12-22 tahun. Total subjek 244. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan antara pola komunikasi seksual dengan niat, sikap dan norma subjektif (p<0.05). Kontribusi terbesar adalah pola komunikasi seksual repressive terhadap niat (20.3%), sikap (21.3%), norma subjektif (21.6%) dan PBC (27.3%). Sementara PBC memberikan kontribusi terbesar (83.3%) terhadap niat dibandingkan dengan sikap dan norma subjektif. terdapat asosiasi antara perbedaan gender dengan niat, sikap, norma subjektif dan PBC (p-chisquare<0.05). Terdapat hubungan antara pengalaman relasi seksual dengan niat melakukan petting (p=0.000 dan r2=0.237). Dari hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa selain dari faktor internal (sikap, norma subjektif dan perceived behavior control), pola komunikasi seksual antara orangtua-remaja juga dapat memberikan pengaruh terhadap niat remaja melakukan perilaku seksual. Semakin orangtua menghindari atau melarang komunikasi seksual dengan remaja, maka hal ini akan mendorong remaja untuk melakukan petting.