Penerapan Life Cycle Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk Pada PT. Agung Jaya Plastik Di Mojokerto

Main Author: Ratnasari, Ivon
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Ekonomi UBAYA , 1997
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/15524/1/AK_735_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/154146
http://repository.ubaya.ac.id/15524/
Daftar Isi:
  • Beberapa pengusaha pabrik sepatu kini mulai sesak napas akibat pesanan dari luar negeri yang semakin menurun. Penyebabnya tidak lain karena muncul pesaing-pesaing baru dari RRC dan Vietnam. Seperti diketahui, kedua negara tersebut kini mulai membuka diri terhadap investasi-investasi baru. Untuk tetap mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, badan usaha harus selalu melakukan pengembangan produk dan tentu saja sebagai konsekuensinya adalah timbulnya biaya-biaya pra produksi (pre production ยท cost) yang secara konseptual merupakan beban produk yang dibuat. Karena selama ini badan usaha tidak memperhatikan life cycle costing, maka masalah yang timbul adalah tidak tepatnya harga pokok produk maupun harga jual yang ditetapkan oleh badan usaha. Pesaing yang dihadapi oleh PT. Agung Jaya Plastik, Mojokerto dalam hal ini antara lain adalah: Kasogi, Precise, Sportec, Eagle. Hasil akhir dari rangkaian penelitian di atas adalah bahwa melalui pemahaman tentang konsep life cycle cost yang didukung oleh konsep life cycle product, akan berpengaruh terhadap penetapan harga jual pacta tiga siklus penjualan produk. Namun perlu diketahui pula bahwa life cycle costing tersebut berfluktuasi yang mana ditentukan oleh posisi produk itu sendiri di pasaran. Dari sini dapat dimengerti bahwa harga yang ditetapkan secara konvensional (full costing) yang tidak memperhatikan siklus kehidupan pasar, akan dapat menjerumuskan badan usaha ke posisi yang fatal karena harga jual yang ditetapkan dengan metode tersebut dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Besamya kerugian tersebut disebabkan oteh kurang taktisnya penetapan harga pokok produk di mana sifat biaya yang mendukung harga pokok tersebut tidak dipertimbangkan dengan benar, di mana secara klasikal semua komponen biaya dijumlah kemudian diperhitungkan dengan harga jual, yang mana akhimya diperoleh Jaba. Sedang sebenamya, laba yang diperoleh tersebut dapat diraih melalui politik harga yang berorientasi pacta competitive factor. Dengan demikian manajemen perusahaan harus mampu memproyeksikan beberapa faktor dalam operasi usahanya, antara lain: memprediksi penjualan untuk masa yang yang akan datang, menetapkan tingkat kenaikan biaya (sesuai dengan perilakunya) dengan akurat, dan memperhitungkan life cycle cost pada produk-produk secara proporsional dengan fluktuasi penjualan.