Evaluasi Gangguan Ginjal Akut (GgGA) Terkait Penggunaan ARB (Angiotensin Receptor Blockers) di Rumah Sakit TNI AL. Dr. Ramelan Surabaya

Main Author: Pratama, Reynetta Fandra
Format: Thesis PeerReviewed
Terbitan: Fak. Farmasi Ubaya , 2012
Subjects:
Online Access: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/227669
http://repository.ubaya.ac.id/15244/
Daftar Isi:
  • Angiotensin Receptor Blockers (ARB) merupakan salah satu obat antihipertensi yang paling banyak digunakan. Meskipun obat ini memiliki banyak kegunaan, namun terdapat bukti terjadi peningkatan serum kreatinin setelah penggunaan awal ARB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya frekuensi kejadian, karakteristik pasien dan kondisi komorbid yang menjadi faktor risiko GgGA terkait dengan penggunaan terapi ARB berdasarkan kriteria RIFLE, serta untuk mengetahui kisaran waktu yang dibutuhkan serum kreatinin kembali mencapai nilai baseline setelah penanganan terapi GgGA. Dalam penelitian ini, setiap pasien naive yang mendapatkan terapi ARB, dipantau sekitar 1 minggu sejak awal terapi, hal ini dikaitkan dengan kriteria RIFLE yaitu dikatakan GgGA jika terjadi peningkatan kreatinin minimal ≥1,5 kali dari kadar sebelumnya dalam waktu 7 hari. Jika terbukti terjadi GgGA, maka dilakukan penanganan terapi GgGA. Hasil penelitian didapatkan frekuensi kejadian GgGA selama periode 4 Juli – 4 Oktober adalah 10,4%, faktor risiko yang didapat antara lain: usia lanjut, kondisi deplesi natrium, pasien dengan komorbid hipertensi (100%), Chronic Kidney Disease (100%), diabetes (66,67%), Hipertension Heart Failure (33,33%), dan Penyakit Jantung Koroner (33,33%). Kisaran waktu yang dibutuhkan serum kreatinin kembali mencapai nilai baseline setelah penanganan terapi GgGA berkisar antara 4-5 hari.